Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan penjaminan yang tergabung dalam BUMN Insurance, Guarantee and Investment Holding (Indonesia Financial Group/IFG), PT Guarantee Credit Indonesia atau Jamkrindo, merespons niat Presiden Prabowo menghapus utang Indonesia. 6 juta petani dan nelayan terdaftar di bank tersebut.

Detil program keringanan utang ini menunggu Peraturan Presiden (Perpres) yang tengah disusun.

“Tentang rencananya. (untuk menghapuskan hutang kepada petani dan nelayan) Jamkrindo, sebuah perusahaan milik pemerintah akan mematuhi dan mendukung kebijakan pemerintah,” kata Aribowo, Sekretaris Perusahaan Jamkrindo kepada Bisnis, Senin (28/10/2024).

Aribowo mengatakan Jamkrindo sebagai perusahaan asuransi yang didukung pemerintah Berkomitmen untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

“Chamgrindo menunggu kebijakan pemerintah terkait hal ini dan siap mengambil tindakan dari pemerintah,” tutupnya.

Berdasarkan catatan dunia usaha, hingga September 2024, Jamkrindo telah mendapatkan dana sebesar Rp 248,5 triliun dengan total 6 juta UMKM. Penjaminan utama yang didukung pemerintah adalah pada pinjaman modal manusia (KUR) tanpa jaminan sebagai pinjaman kepada nasabah tidak lebih dari 100 juta Rp

Sebelumnya, Abitani Taim, direktur Universitas Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA), mengatakan kepada serikat kredit dan perusahaan asuransi untuk meningkatkan cadangan mereka sejalan dengan kebijakan Prabowo.

“Perusahaan harus mengevaluasi tingkat jaminan kredit atau asuransi mereka berdasarkan risiko kredit mereka. meningkatkan cadangan,” kata Abitani.

Keinginan penghapusan utang ini diumumkan pekan lalu oleh Hashim Djohadikusumo. Adik Presiden Prabowo Subianto mengatakan Menteri Kehakiman Supratman Andi Atgas sedang mempersiapkan pembayaran kembali pinjaman bank untuk petani dan nelayan.

“Saya berharap minggu depan dia akan menandatangani keputusan presiden untuk membersihkan 5-6 juta orang dan keluarganya. Agar mereka bisa mempunyai kehidupan baru,” kata Hasyim di Gedung Pusat Bisnis dan Menara Indonesia, Rabu (23/10/2024).

Hashem mengatakan, semua utang tersebut adalah utang masa lalu. Beberapa di antaranya berasal dari krisis keuangan tahun 1998, meskipun likuidasi telah selesai. Namun hak bank untuk menagih utang belum hilang.

Akibatnya, banyak nelayan dan petani yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank. Semenjak Sistem Informasi Keuangan (SLIK) ditolak Otoritas Moneter (OJK) mau tidak mau, lanjut Hashim, 6 juta nelayan dan petani ini beralih ke pemberi pinjaman dan pinjaman online (pinjol) untuk meminta bantuan keuangan. Hal inilah yang mendasari keputusan Prabowo untuk melakukan reformasi kredit bagi 6 juta petani dan nelayan.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.