Bisnis.com, Jakarta – Ketika seseorang memutuskan untuk terjun di industri fashion, salah satu hal yang harus diperhatikan dengan matang adalah memiliki merek yang berbeda dengan merek ternama lainnya atau identitas yang berbeda dengan merek lain.

Desainer Jenahara Nasution mengatakan dengan identitas yang unik maka merek akan menarik konsumen. Tentu saja, merek yang unik juga dapat memantapkan posisi yang kuat di pasar, khususnya di industri fashion. Apalagi persaingan di industri fashion sangat ketat.

Jenahara mengatakan mereknya identik dengan monokrom yang bisa digunakan sehari-hari di rumah, kantor, dan acara formal.

Tak hanya itu, brand harus dibentuk dengan menentukan target pasarnya terlebih dahulu. Jenahara misalnya, ia menjelaskan bahwa perempuan karir dan mandiri menjadi target pasarnya.

“Saat membuat brand, kami menentukan target pasarnya dari awal. Untuk fashion agak sulit karena harus memiliki pasar yang lebih terspesialisasi,” kata Jenahara di acara Pertamina SMEXPO 2024 di Kota Kasablanka, Jakarta pada Minggu. (27/10/2024).

Selain itu, penting juga untuk menentukan apakah merek tersebut cocok digunakan oleh kelompok umur, misalnya anak-anak, remaja, atau dewasa. Menurutnya, kelompok umur bisa membuat merek lebih efektif.

Pemilik merek fesyen yang lembut, Jenahara, menegaskan kembali bahwa kelompok usia harus ditentukan sejak awal merek tersebut. Tak hanya itu, sebuah brand fashion juga harus memiliki pasar (divisi) yang jelas untuk mampu meningkatkan daya tarik konsumen.

Untuk brand Jenahara, ia menjelaskan produknya ditujukan untuk pelanggan berusia 24-35 hingga 35-45 tahun.

“Target pasar kami berusia 25-45 tahun. Profil klien kami adalah wanita yang lebih stylish, berani, dan berbeda. Wanita mandiri kemungkinan besar adalah wanita profesional.” Tapi wanita non-profesional juga bisa membeli. “Dia berkata.

Selain itu, sikap masyarakat juga perlu diperhatikan agar gaya komunikasi Anda bisa disesuaikan dengan target pasar Anda. Pasalnya, branding juga menjadi kunci kelangsungan hidup dalam menghadapi gempuran industri fashion.

“Karena identitas merek adalah sesuatu yang melekat pada sebuah merek, maka nilainya tidak bisa diubah dengan nilai lain. Tidak, misalnya ada merek lain yang paling mudah ditiru, tapi jiwa kita berbeda. Dijelaskan.

Selain itu, Jenahara mengatakan pemasaran digital juga penting, terutama melalui pemanfaatan media sosial di era digital. “Digital itu penting karena sekarang adalah era media sosial, pergunakan media sosial sebaik mungkin, karena ini adalah cara hidup brand kita,” jelasnya.

Ia juga menyarankan untuk membangun hubungan baik, bahkan dengan kompetitor, mengajak mereka bekerja sama untuk membuka peluang yang saling menguntungkan.

“Karena dunia fashion itu dunia kecil, daripada mencari pesaing mending cari teman” Kalau ketemu musuh jangan lari darinya, tapi dekati atau peluk dia. “Dia sudah selesai.

Talkshow bersama Jenahara Nasution merupakan salah satu dari sekian banyak acara di Pertamina SMEXPO 2024.

Pertamina SMEXPO 2024 sendiri merupakan pameran dagang nasional yang melibatkan 43 pelaku usaha kecil dan menengah yang disponsori oleh Pertamina. Pameran yang digelar di Grand Atrium, Mall Kota Kasablanka, Jakarta pada 22-28 Oktober 2024 ini bertujuan untuk memberdayakan mitra UMKM yang menjanjikan.

Ratusan produk UMKM dipamerkan, mulai dari kerajinan tangan hingga makanan olahan. Pengunjung tidak hanya dapat menikmati berbagai produk lokal berkualitas, namun juga promosi menarik, diskon dan aktivitas menarik sepanjang acara.

Fadjar Djoko Santoso, Wakil Direktur Komunikasi Korporat Pertamina, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk menyosialisasikan produk UMKM berkualitas Pertamina kepada masyarakat umum dan pemangku kepentingan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan akses pasar bagi usaha kecil dan menengah,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel