Bisnis.com, JAKARTA – Industri mobil Tanah Air menghadapi banyak tantangan. Sejak terdampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, meski sudah sedikit pulih setelah wabah tersebut, namun penjualan mobil akan kembali turun pada tahun 2024.

Sementara Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan mobil dari semula 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada tahun 2024.

Bapak I Jongkie Sugiarto, Presiden Gaikindo, mengatakan bahwa pasar mobil, khususnya kendaraan roda empat, lesu setiap tahunnya, sehingga Gaikindo harus merevisi tujuannya.

Alasannya, angka penjualan belum bisa meningkat signifikan, kata Jongkie kepada Bisnis, Kamis. (24/10/2024) 

Ia menambahkan, revisi target menjadi 850.000 unit tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan anggota pemilik merek (APM) perwakilan Gaikindo.

Lantas seperti apa tren penjualan mobil mulai tahun 2020? Perlu diingat bahwa Indonesia dan negara-negara lain di dunia telah terkena dampak pandemi COVID-19. pada Maret 2020 yang berdampak besar pada pasar mobil tanah air.

Kemerosotan ekonomi menyebabkan penjualan mobil stagnan. Daya beli masyarakat anjlok drastis akibat wabah COVID-19. Perusahaan otomotif tutup sementara. Begitu pula dengan pameran mobil yang dibatalkan karena pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran pandemi.

Akibatnya, penjualan mobil pada periode tersebut turun dari 1,03 juta mobil pada tahun 2019, turun 48,3% menjadi hanya 532.027 mobil sepanjang tahun 2020. Pada awal pandemi, Gaikindo menyesuaikan targetnya dari 1,1 juta mobil menjadi 600.000 mobil.

Namun di penghujung tahun 2020 target tersebut dianggap dapat dicapai sehingga Gaikindo terpaksa merevisi target tersebut kembali menjadi 525.000 unit, hingga akhir tahun 2020 target tersebut tercapai menjadi 532.027 unit.

Setahun kemudian, pasar otomotif dalam negeri pulih signifikan dengan penjualan grosir sebanyak 887.202 unit pada periode Januari-Februari 2021. Angka tersebut meningkat 66,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Entah kenapa saat itu, pemerintah memperpanjang pengurangan Pajak Barang Mewah (PPnBM) hingga akhir tahun 2021 untuk mendukung pemulihan industri otomotif Tanah Air. Keberhasilan penjualan mobil pada tahun 2021 melebihi target awal sebanyak 750.000 kendaraan.

Memasuki tahun 2022, penjualan mobil dalam negeri akhirnya kembali mencapai 1,04 juta unit, meningkat 18,1% dibandingkan tahun 2021, dan target tahun 2022 juga terlampaui sebanyak 950.000 unit.

Namun kuatnya keberhasilan penjualan di tahun 2022 membuat Gaikindo sangat optimis memasang target penjualan sebanyak 1,05 juta unit di tahun 2023.

Akibatnya, realisasi penjualan mobil pada tahun 2023 akan kurang dari target yang ditetapkan hanya satu juta mobil, atau turun sebesar 4% dari tahun 2022.

Kini pada tahun 2024, pasar otomotif negara ini akan kembali dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang lemah seperti PMI manufaktur yang lesu. dan tingkat bunga rujukan yang tinggi

Zhongke mengatakan, ada beberapa penyebab lesunya output PMI. Dengan daya beli masyarakat yang menurun sejak awal tahun. Nilai tukar rupiah yang lemah dan ledakan telah menaikkan suku bunga meskipun BI rate turun menjadi 6% pada September lalu.

“Daya beli masyarakat justru menurun, jika penjualan tidak sebaik tahun lalu, produksi tidak sebaik tahun lalu. Terlihat angka penjualan dan angka produksi mengalami penurunan,” kata Zhongke.

Sedangkan selama September-September 2024, total penjualan grosir sebanyak 633.218 unit atau turun 16,2% YoY dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 755.778 unit. Alhasil, Gaikindo masih punya waktu dua bulan lagi untuk mencapai target tersebut sebanyak 850.000 unit. Data penjualan mobil tahun 2020 – September 2024

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel.