Bisnis.com, JAKARTA – China mencatatkan aliran modal masuk terbesar dalam hampir 2 tahun seiring perusahaan-perusahaan di Negeri Panda berbondong-bondong memindahkan dananya ke pasar domestik pada bulan lalu.

Langkah tersebut diambil perusahaan China karena penurunan suku bunga AS menurunkan tingkat investasi pada aset dolar AS, demikian laporan Bloomberg, Selasa (22/10/2024).

Menurut data resmi yang dipublikasikan pada Selasa waktu setempat bulan lalu, perusahaan dalam negeri menjual mata uang asing terbanyak ke bank sejak Desember 2021; Hal ini merupakan pembalikan tajam dari pembelian dolar AS dan mata uang lainnya dalam jumlah besar pada tahun lalu.

Angka tersebut juga menunjukkan peningkatan pembayaran valuta asing untuk perdagangan komoditas; Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap stabilitas yuan telah meningkat dan penjualan valuta asing yang terkait dengan investasi sekuritas telah mencapai rekor tertinggi. 

Perubahan ini terjadi setelah dolar melemah dalam beberapa bulan terakhir; Langkah ini dibatalkan di tengah meningkatnya pertanyaan tentang seberapa cepat Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya. 

Yuan di luar negeri memperoleh momentum tambahan pada akhir September, sempat melampaui 7 per dolar setelah Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengumumkan serangkaian langkah untuk mendukung perekonomian dan merangsang pasar saham.

“Data tersebut menegaskan bahwa risiko depresiasi RMB telah berkurang seiring dengan kebijakan The Fed, dan kenaikan RMB didukung oleh arus likuidasi mata uang yang ada,” kata Ken Cheung, Kepala Strategi Valas Asia di Mizuho Bank. 

Apakah tren ini akan berlanjut tergantung pada kecepatan penurunan suku bunga The Fed, pemilu AS, dan besarnya stimulus Tiongkok, katanya.

Namun, yuan telah melemah sebesar 1,8% terhadap dolar dalam perdagangan luar negeri bulan ini karena investor mempertimbangkan ekspektasi The Fed akan penurunan suku bunga yang lebih lambat dan ketidakpastian mengenai pemilu AS.

Reli yang kuat pada saham-saham Tiongkok juga melemah dalam beberapa pekan terakhir karena frustrasi atas kurangnya tindak lanjut kebijakan.

Pada briefing hari Selasa, pejabat dari regulator valuta asing Tiongkok mencatat tanda-tanda membaiknya sentimen, seperti peningkatan tingkat likuidasi mata uang dan peningkatan posisi asing pada obligasi lokal. Li Hongyan, wakil kepala Administrasi Devisa Negara, mengatakan ekspektasi dan perdagangan di pasar valas tetap teratur dan rasional.

Saya pikir angka di bulan Oktober juga akan tinggi, tapi itu hanya dua bulan saja,” kata Eddie Cheung, ahli strategi pasar negara berkembang senior di Credit Agricole CIB di Hong Kong.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel