Bisnis.com, Jakarta – Presenter Produsen Kemasan, PT Satyamitra Camus Lestari Tbk. (SMKL) menargetkan pabrik corrugated box di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dapat beroperasi pada awal tahun 2025. Selain itu, SMKL berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar Rp3 triliun setiap tahunnya.

Direktur SMKL Harianto Setino Hidayat mengatakan pihaknya menargetkan pabrik corrugated box di Batang bisa beroperasi pada awal 2025. Untuk pengembangan pabrik tersebut, SMKL menyiapkan dana sebesar Rp 500 miliar.

“Capex pabrik baru mencapai Rp500 miliar, termasuk mesin baru. Pembiayaan dari internal dan kredit modal kerja,” jelasnya dalam paparan publik, Selasa (21/5/2024).

Pabrik baru tersebut memiliki kapasitas produksi kemasan kotak bergelombang sebesar 5.000 ton per bulan. Nantinya, pabrik baru tersebut bisa melayani pelanggan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebelumnya, SMKL mengoperasikan pabrik di Tangerang, Banten dengan kapasitas corrugated box 120.000 ton per tahun, offset 60.000 ton per tahun, rigid box 30 juta ton, dan pra-cetak 40.000 ton. Setelah pabrik baru beroperasi, pabrik lama akan fokus pada pasar di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat.

Adanya pabrik baru tentu meningkatkan potensi pendapatan perseroan. Omzet SMKL diharapkan mencapai Rp 3 triliun per tahun.

“Untuk tahun 2024, kami menargetkan pendapatan Rp2 triliun, meningkat sekitar 10%-15% dari pabrik lama. Laba bersih juga diharapkan meningkat 10%-15%. Begitu pabrik baru, pendapatannya bisa bertambah Rp 3 triliun,” imbuhnya.

Pada tahun 2023, kinerja SMKL mengalami penurunan akibat menurunnya permintaan konsumen, terutama yang berorientasi ekspor. Penurunan tersebut disebabkan oleh konflik globalisasi, seperti konflik antara Rusia dan Ukraina, serta semakin memanasnya perselisihan antara Israel dan Palestina.

“Perang juga berdampak pada perekonomian global, khususnya ekspor pelanggan kami. “Dengan demikian perseroan juga terkena dampak penurunan penjualan yang signifikan, yaitu lebih dari 20%,” jelasnya.

Tren penjualan SMKL yang tadinya naik kini melambat. Pada tahun 2020, SMKL melaporkan penjualan sebesar Rp1,7 triliun, dan berhasil tumbuh menjadi Rp2,1 triliun pada tahun 2021 dan mencapai Rp2,2 triliun pada tahun 2022. Sedangkan perseroan hanya meraih penjualan sebesar Rp 1,7 triliun pada tahun 2023.

Sementara itu, sentimen tersebut juga berdampak pada laba kotor perseroan yakni sebesar Rp275 miliar pada tahun 2023 dari Rp352 miliar pada tahun 2022. Laba bersih perseroan pun dilaporkan turun menjadi Rp 77 miliar pada tahun 2023. 2022. (Jam Fasya Muhammad)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel