Bisnis.com, JAKARTA – Pakar keamanan siber menilai Starlink dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan para menteri dan presiden Indonesia, salah satunya adalah lokasi jatuhnya satelit di orbit rendah. 

Pratama Persadha, presiden lembaga keamanan siber CISSREC, mengatakan Starlink dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan Indonesia. Dengan banyaknya Starlink yang mengorbit di langit hingga mencapai 5.900 satelit pada Mei 2024, Pratama khawatir bangkai satelit tersebut tidak akan terbakar di langit dan berjatuhan di Indonesia di kemudian hari. 

Menurutnya, hal tersebut sangat mungkin terjadi karena Starlink merupakan teknologi baru dan belum diketahui keamanan perangkatnya. Selain itu, sistem kendali satelit yang mengatur lokasi pendaratan satelit berlokasi di Amerika Serikat (AS), bukan Indonesia.  

“Bisa (atur koordinat) agar satelit yang rusak bisa jatuh ke laut yang tidak ada lalu lintas kapal,” kata Pratama kepada Bisnis, Jumat (24/5/2024). 

Pratama juga mengatakan kehadiran Starlink di Indonesia banyak menimbulkan kontroversi. Salah satunya adalah kemampuan menggunakan satelit untuk melancarkan serangan fisik, seperti menyerang IKN dengan mengubah orbit satelit dan menjatuhkannya pada infrastruktur penting yang melayani Ibu Kota Negara (IKN). 

Dia mengatakan, gardu induk PLN atau kilang minyak Pertamina merupakan infrastruktur penting yang berisiko menjadi sasaran Starlink. Tak hanya itu, Starlink juga terancam menabrak pusat pemerintahan sehingga bisa menimbulkan banyak korban jiwa. 

Bahkan bisa mengancam nyawa presiden dan menteri, kata Pratama.

Perlu diketahui, Joko Widodo akan memerintah Indonesia hingga Oktober 2024. Setelahnya, Jokowi akan digantikan oleh Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI.

Dikatakannya, meski Starlink tidak memiliki hulu ledak seperti rudal jarak jauh, namun dampak jatuhnya satelit tetap akan menimbulkan kerusakan yang cukup besar karena jarak satelit hanya 500-2.000 km di atas Bumi Rendah, sehingga masih ada dampak fisik. puing-puing dari satelit, meskipun beberapa akan terbakar di atmosfer 

“Hal ini tidak mungkin terjadi, karena pada tahun 2006, salah satu hacker ternama, Jim Geovendi, berhasil meretas dan mengubah orbit satelit milik China dan Indonesia,” kata Pratama. 

Kekhawatiran keamanan nasional atas keberadaan Starlink telah dikemukakan oleh Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Mawardine tentang siber 

Mawardin mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika terpaksa membatalkan rencana Starlink yang menawarkan layanan B2C kepada masyarakat Indonesia karena keterlibatan Starlink berdampak pada aspek keamanan nasional. Terutama pada aspek separatisme dan terorisme. 

Berdasarkan dokumen kebijakan yang disusun SKSG UI, sejarah dan kontroversi Elon Musk kerap mempengaruhi geopolitik di berbagai negara.

Mawardin mencontohkan debut Elon Musk dalam perang Ukraina, kerusuhan di Iran, dan gempa bumi di Turki. Padahal, menurut SKSG UI, Elon Musk mendapat keuntungan finansial dari prioritas layanan Internet Starlink.

Menurut SKSG UI, selain berpotensi berdampak pada geopolitik dan geoekonomi, Starlink yang didanai Departemen Pertahanan Amerika Serikat juga bisa digunakan untuk memata-matai negara. Termasuk Indonesia. 

“Jika Starlink diperbolehkan mengoperasikan B2C di Indonesia, maka akan berdampak pada keamanan nasional Indonesia, khususnya di Papua. “Pemerintah Amerika Serikat mempunyai akses terhadap informasi penting di Papua melalui Starlink,” kata Mawardine. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA