Bisnis.com, JAKARTA — Saham BBCA, BRMS, TLKM dan BBNI ditutup pada level 7.760 pada hari perdagangan Presiden Jokowi Jumat lalu (18/10/2024), dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup zona perdagangan hari ini.

Indeks IHSG naik 0,32% atau 25,02 poin menjadi 7.760,06 pada pukul 16:01 WIB, menurut RTI. Selama perdagangan, indeks IHSG bergerak antara 7.718,67 hingga 7.790,71 poin.

Sebanyak 24,7 miliar lembar saham diperdagangkan hari ini dan nilai transaksinya mencapai 11,5 triliun dolar AS.

Sebanyak 293 saham menguat, 281 saham melemah, dan 225 saham terhenti diperdagangkan. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 13,003 triliun.

Saham PT Bank Central Asia Tbk dari emiten besar atau besar. (BBCA) menguat 0,23% atau 25 poin ke Rp 10.750. Konsolidasi ini diikuti oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 1,97% atau 60 poin ke Rp 3.100 per saham.

Kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 2,73% atau 150 poin ke Rp 5.650.

Saham lain yang menguat adalah saham BRMS yang masih menguat 0,60% ke Rp 338 per saham hari ini. Saham lain yang juga ditutup di zona hijau adalah saham INDF yang menguat 3,48% ke Rp 7.425 per saham, dan saham PANI yang menguat 3,25% ke Rp 14.275.

Tim riset Pilarmas Investindo Securitas menjelaskan, penguatan IHSG hari ini sejalan dengan fokus pelaku pasar terhadap berita perekonomian Amerika Serikat (AS), Bank Sentral Eropa, dan China.

Dari AS, penjualan ritel AS naik 0,4% dari 0,1%. Klaim pengangguran awal (initial jobless klaim AS) turun menjadi 241.000 dari 260.000, sedangkan klaim pengangguran lanjutan (klaim lanjutan AS) naik menjadi 1,867 juta dari 1,858 juta. Produksi industri AS turun menjadi -0,3% dari 0,3%.

Pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya secara moderat selama satu setengah tahun ke depan, karena hal ini menandakan perekonomian AS yang kuat. Dari Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bp), sesuai spekulasi pasar.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 4,6% pada kuartal ketiga (tahun sebelumnya), melambat dari 4,7% pada kuartal kedua, namun berada di atas pertumbuhan pasar sebesar 4,5%. Meski pertumbuhan ekonomi melambat pada kuartal III-2024, namun data perekonomian Tiongkok diperkirakan akan diterima positif oleh pasar.

Di sisi lain, fokus pasar terhadap peristiwa terkait pemilu presiden AS dan konflik di Timur Tengah mendorong investor mencari aset-aset yang aman.

________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA