Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor Jepang turun pertama kali dalam 10 bulan pada September 2024. Uang kertas tersebut melemahkan momentum pemulihan ekonomi Jepang seiring dengan menurunnya permintaan global.

Melansir Bloomberg, Kamis (17/10/2024), data Kementerian Keuangan Jepang menyebutkan ekspor turun 1,7% dari tahun sebelumnya karena turunnya harga mobil, bahan bakar fosil, dan mesin konstruksi.

Nilai ekspor Jepang pun turun hingga tumbuh negatif untuk pertama kalinya sejak November 2023.

Sementara itu, impor naik 2,1%, dibandingkan dengan perkiraan konsensus sebesar 2,8%, sementara defisit perdagangan menyempit menjadi ¥294,3 miliar, atau US$2 miliar.

Selain itu, ekspor ke Tiongkok mengalami penurunan sebesar 7,3%, sedangkan ekspor ke Amerika dan Eropa masing-masing mengalami penurunan sebesar 2,4% dan 9%.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) baru-baru ini mengumumkan bahwa perdagangan barang dagangan global akan tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2025 karena meningkatnya volatilitas yang mempengaruhi aktivitas ekonomi dan gangguan transportasi yang diperkirakan terjadi.

Hasil pada hari Kamis menunjukkan perekonomian Jepang kemungkinan menerima sedikit dukungan dari permintaan eksternal pada kuartal ketiga di tengah perlambatan global. 

Perekonomian Jepang berkembang pada kuartal kedua tahun 2024, sebagian didorong oleh peningkatan konsumsi swasta, meskipun pertumbuhan tersebut juga tampaknya merupakan pemulihan sementara setelah resesi mendalam pada periode sebelumnya. 

Lemahnya ekspor mencerminkan lesunya pertumbuhan global di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai prospek perekonomian negara-negara besar, terutama negara-negara yang bank sentralnya telah mulai memangkas suku bunga untuk menghindari perlambatan yang lebih dalam. 

Bank sentral Amerika, Federal Reserve, bulan lalu mengumumkan penurunan suku bunga sebesar setengah poin persentase untuk menopang perekonomian, menyusul keputusan serupa yang diambil oleh Bank Sentral Eropa. 

Sementara itu, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunganya pada pertemuan Kamis waktu setempat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel