Bisnis.com, JAKARTA – Investor asing yang secara kumulatif membeli saham-saham besar atau perusahaan besar seperti PT Telkom Indonesia Tbk tercatat.  (TLKM) kepada PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6% pada hari ini, Rabu (16 Oktober 2024).

Jika dilihat dari data perdagangan RTI, mengikuti prospek suku bunga BI, saham-saham berkapitalisasi besar yang paling banyak dibeli investor asing adalah TLKM dan BREN.

TLKM mencatatkan pembelian bersih asing sebesar Rp 147,7 miliar. Hingga penutupan pasar, harga saham TLKM menguat 2,04% ke Rp 3.000 per saham.

BREN juga mencatatkan pembelian bersih asing sebesar Rp 62,9 miliar. Kinerja saham emiten tergabung dalam konsorsium Prajogo Pangestu ini positif dengan menguat 4,96% di Rp 6.875 per saham.

Selain itu, asing meningkatkan kepemilikan sahamnya secara signifikan di PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

UNVR catat pembelian bersih asing Rp46 miliar, SMGR catat pembelian asing Rp38,4 miliar, dan BBRI catat pembelian asing Rp31,7 miliar.

10 saham yang paling banyak dibeli asing hari ini adalah sebagai berikut: TLKM (ISK 147,7 miliar) BREN (Rp 62,9 miliar) UNVR (Rp 46 miliar) SMGR (Rp 38,4 miliar) BBRI (Rp 31,7 miliar) SIDO (ISK Rp 31,3 miliar) AUTO (Rp 29,7 miliar) ) ELSA (Rp 26,8 miliar) HMSP (Rp 25,2 miliar) BBTN (Rp 22,2 miliar)

Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau suku bunga BI sebesar 6% pada rapat Direksi Bank (RDG) selama 15-16 tahun. Oktober 2024.

“Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI sebesar 6% pada Rapat Direksi tanggal 15-16 Oktober 2024,” kata Gubernur Bank BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (16 Oktober 2024).

Pada saat yang sama, bank sentral mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan sebesar 5,25% dan suku bunga pinjaman sebesar 6,75% dalam pengumuman suku bunga BI hari ini.

Perdana Menteri Perry mengatakan keputusan tersebut konsisten dengan strategi kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap berada dalam target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025 serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.