Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Prabowo akan menghadapi tantangan pengelolaan fiskal dengan target ekonomi yang ambisius dan program belanja yang tinggi. Nama-nama yang membawahi APBN Prabowo di Kementerian Keuangan dan Perekonomian terkesan seperti wajah-wajah lama.

Dua hari lalu, Prabowo memanggil sejumlah pejabat, politisi, akademisi, dan tokoh masyarakat ke rumahnya di Kertanegara, Jakarta. Sebanyak 49 orang yang dipanggil Prabowo ditetapkan sebagai calon menteri, sedangkan 59 orang lainnya merupakan wakil menteri.

Mulai Senin (14/10/2024), Prabowo sudah memanggil calon menteri untuk membahas pemerintahan masa depan. Beberapa calon kabinet Prabowo merupakan pejabat pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada pula calon baru yang berasal dari luar pemerintahan.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada 17 mantan wajah atau menteri-wakil menteri era Joko Widodo yang turut dipanggil Prabowo, seperti Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Keuangan. Mensesneg Pratikno dan Menteri ATR/BPN serta Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia mengaku sebenarnya sempat mengamati calon menterinya beberapa saat lalu berdiskusi hingga ia menyatakan ingin mengangkat mereka menjadi menteri, wakil menteri, dan calon kepala lembaga pemerintahan.

“Sebelum saya diundang ke sini, mereka sudah menyatakan bersedia membantu saya. Bahkan hari ini saya konfirmasi. Saya konfirmasi, saya pastikan mau atau tidak mau membantu saya di bidang itu, saya tawarkan Alhamdulillah. , semua bilang bisa,” kata Prabowo, Senin (14/10/2024).

Wajah-wajah lama semakin terlihat ketika Prabowo menyebut beberapa nama terkait Kementerian Keuangan. Pertama, Prabowo menelepon Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Senin (14/10/2024) sekitar pukul 19.20 WIB Sri Mulyani yang mengenakan blus batik berwarna coklat hitam bermotif bunga tiba di Kertanegara. Ia tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan memasuki kediaman Prabowo.

Selang beberapa waktu, Sri Mulyani keluar dan mengatakan ada ajakan dari Prabowo untuk bergabung di pemerintahan selanjutnya.

“Dia meminta saya jadi Menteri Keuangan lagi,” kata Sri Mulyani, Senin (14/10/2024).

Sehari kemudian, Selasa sore (15/10/2024), dua anak buah Sri Mulyani bertemu dengan Prabowo, yakni Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono. Keduanya merupakan Wakil Menteri Keuangan (wamenkeu).

Anggito Abimanyu bersama Suahasil dan Thomas. Ketiganya yang kompak mengenakan batik dan celana hitam, memasuki kediaman Prabowo secara bersamaan.

Usai pertemuan, Thomas menjelaskan, Prabowo – yang merupakan pamannya – memberi mereka bertiga pekerjaan besar untuk membantu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Thomas bahkan menggandeng ketiganya sebagai Trio Asisten Menteri.

“Kita bertiga, kita tiga wakil menteri, tiga dalam satu. Tugas ini akan kita selesaikan sebaik mungkin,” kata Thomas, Selasa (15/10/2024).

Suahasil menjelaskan, Prabowo berpesan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk mendorong pembangunan dan menghasilkan investasi demi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan.

Sementara itu, Anggito membenarkan ketiganya bertugas membantu kelancaran kerja Menteri Keuangan. Anggito pun angkat bicara soal isu pengambilalihan negara usai pertemuan dengan Prabowo.

“Salah satunya adalah memaksimalkan pendapatan negara. Jadi yang penting kita harus punya program strategis ke depan untuk meningkatkan pendapatan negara,” kata Anggito yang masuk calon kepala penerimaan negara itu.

Tercatat, Suahasil bergabung dengan Sri Mulyani sebagai Wakil Menteri Keuangan sejak awal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin atau sejak tahun 2019. Namun, Suahasil sudah lama bekerja sama dengan Sri Mulyani karena sama-sama merupakan jebolan Fakultas Ekonomi. Institut Ekonomi. dan Penelitian Sosial, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).

Tercatat, Thomas baru menjabat Wakil Menteri Keuangan kurang dari dua bulan, tepatnya sejak 18 Juli 2024. Thomas yang merupakan keponakan Prabowo bertugas mengawal untuk terus melangkah ke pemerintahan selanjutnya dan mempersiapkan diri. 2025. APBN alias APBN pertama Prabowo.

Sementara Anggito yang saat ini tidak memegang jabatan pemerintahan, bukanlah orang baru. Anggito pernah menjabat sebagai Kepala Kementerian Keuangan periode 2003-2010 atau pada masa pemerintahan Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan periode 1999-2003.

Saat ini Anggito menjabat Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo

Prabowo Subianto harus segera mengambil langkah untuk memperkuat perekonomian di hari-hari pertamanya menjabat karena saat ini terdapat beberapa tanda pertumbuhan ekonomi sedang mengalami tekanan.

Misalnya, deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024 – rekor terburuk sejak 1999, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur memasuki wilayah kontraksi, dan Indeks Keyakinan Konsumen (CII) yang turun. Selain itu, Prabowo akan mewarisi utang luar negeri dari Jokowi yang pada Agustus 2024 mencapai $425,1 miliar atau lebih dari Rp6.600 triliun.

Beberapa ekonom dan analis berpendapat bahwa indikator-indikator tersebut merupakan pertanda tekanan perekonomian dalam negeri, baik akibat pengaruh eksternal maupun kondisi dalam negeri. Tekanan tersebut harus segera diatasi oleh pemerintahan Prabowo ketika merebut kursi RI nomor 1.

Selain itu, harapan yang sangat besar juga dimiliki oleh Prabowo, yakni pertumbuhan ekonomi akan mencapai 8% (yang bahkan tidak bisa dicapai oleh Presiden Joko Widodo yang memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 7%). Prabowo harus bertindak cepat karena di tahun pertamanya menjabat sudah ada risiko pertumbuhan ekonomi tidak mencapai target.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 5%. Hal ini berdasarkan laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2024.

Bank Dunia sebenarnya menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9% (berdasarkan laporan April 2024) menjadi 5%. Namun angka tersebut masih di bawah target pertumbuhan ekonomi pemerintah pada tahun 2024 yaitu sebesar 5,2 persen.

Bank Dunia meyakini Indonesia akan terus tumbuh seiring meningkatnya konsumsi domestik, pulihnya ekspor barang, dan kembalinya sektor pariwisata. Namun, prospek positif tersebut masih dibayangi oleh ancaman resesi.

“Di antara negara-negara besar [di Asia Timur dan Pasifik], pada tahun 2024 dan 2025, hanya Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh pada atau di atas tingkat pertumbuhan sebelum pandemi,” tulis pernyataan resmi Bank Dunia yang diumumkan Rabu (9/ 10). /2024).

Sementara itu, Bank Dunia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 5,1%. Angka tersebut masih di bawah target pemerintah.

Pendapat serupa disampaikan Asian Development Bank (ADB) melalui laporan Asian Development Outlook (ADO) September 2024. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dan 2025 diperkirakan akan tetap sebesar 5,0%.

Proyeksi 5,0% untuk Indonesia sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian negara-negara berkembang di kawasan Pasifik. ADB meyakini penurunan harga pangan global serta dampak pelonggaran kebijakan moneter dapat mendorong inflasi kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19.

“Kondisi keuangan diperkirakan membaik seiring dengan meredanya inflasi dan pelonggaran kebijakan moneter di AS, sehingga mendukung proyeksi positif bagi kawasan ini,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park.

Namun menurut ADB, risiko dari proyeksi ini termasuk memburuknya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, penurunan lebih lanjut di pasar real estat Tiongkok, memburuknya ketegangan geopolitik, dan dampak perubahan iklim dan cuaca buruk terhadap harga komoditas serta ketahanan pangan dan energi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel