Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan presiden berhak memberikan pendapat kepada bank sentral negaranya, The Fed, mengenai kebijakan suku bunga. Namun mereka tidak akan memerintahkan The Fed untuk bertindak.

Pernyataan tersebut menjadi indikasi kelemahan Trump dalam ikut serta dalam pengambilan keputusan The Fed.

Saya rasa saya punya hak untuk mengatakan Anda naik atau turun. Saya rasa saya tidak harus memberi perintah, tapi saya punya hak untuk berkomentar apakah saya akan melakukannya atau tidak. Suku bunga harusnya naik. atau kurang,” kata Trump dalam wawancara dengan Bloomberg News di Chicago Economic Club, melalui Reuters, Rabu (16/10/2024).

Dalam pidato pertamanya, Trump menegaskan bahwa dia yakin presiden setidaknya harus berbicara tentang keputusan suku bunga The Fed.

Sikap Trump terhadap bank sentral jika ia memenangkan masa jabatan keempatnya telah menjadi kekhawatiran utama dalam perekonomian dan di Wall Street setelah laporan awal tahun ini bahwa sekelompok sekutunya merencanakan rencana untuk melemahkan independensi The Fed. jika kamu menang. 

Rekomendasi kelompok tersebut menunjukkan bahwa Trump harus diajak berkonsultasi mengenai keputusan suku bunga, dan Gedung Putih harus meninjau peraturan perbankan The Fed.

Ketua The Fed dan enam anggota dewan gubernur lainnya ditunjuk oleh presiden dan harus mendapat persetujuan dari Senat. Gubernur dari 12 bank regional The Fed dipilih oleh dewan direksi masing-masing, dan harus disetujui oleh The Fed.

Namun, The Fed memiliki independensi operasional yang cukup besar untuk mengambil keputusan kebijakan yang berdampak besar terhadap arah perekonomian global dan pasar aset global.

Salah satu faktor yang mendukung status dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, misalnya, adalah kemampuan The Fed untuk menetapkan kebijakan moneternya sendiri tanpa pengawasan politik. 

Posisi ini, yang merupakan kunci yang membuat pemerintah AS hampir mustahil untuk meminjam di pasar keuangan dunia dengan suku bunga rendah meskipun memiliki beban utang sebesar 35 triliun dolar, disebut dengan hak istimewa.

Dalam wawancara tersebut, Trump menolak menjawab pertanyaan langsung tentang apakah ia akan mencoba memecat Ketua Fed Jerome Powell, orang pertama yang ditunjuk Trump untuk menjalankan bank sentral AS.

Namun, Trump mengkritik Powell dan mengancam akan memecatnya karena kenaikan suku bunga.

“Saya melakukannya karena dia banyak mempertahankan suku bunga, dan saya benar,” kata Trump mengenai ancaman yang dia lontarkan saat berada di Gedung Putih saat mencoba memecat Powell.

Baik Trump maupun saingannya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, tidak akan memiliki kesempatan untuk menunjuk ketua Fed baru ketika masa jabatan Powell berakhir pada tahun 2026.

Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA