Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui dampak negatif depresiasi nikel terhadap masyarakat sekitar industri. Hal itu disampaikannya saat membuka program doktor di Universitas Indonesia (UI) pada Rabu (16/10/2024).

Bahlil sebelumnya mengatakan harga pasar nikel sangat bagus di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Halmahera Tengah, Maluku Utara. Ia mencatat, nilai ekspor nikel kedua negara sebelum penurunan atau 2017 hanya mencapai 3,3 miliar dolar AS.

Pasca penurunan atau 2023, nilai ekspor nikel meningkat menjadi $34 miliar. Namun dampak keruntuhan terhadap lingkungan dan masyarakat masih sangat parah. Masyarakat terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat debu industri, kata Bahlil.

“Ini yang harus saya tunjukkan di konferensi ini. ISPA kesehatan di Sulawesi Tengah, khususnya di Morowali [hingga] 54%, tentang semuanya,” kata Bahlil.

Namun Bahlil tidak merinci jumlah ISPA di Halmahera. Ia hanya mengatakan, skor ISPA di Tanah Air lebih baik dibandingkan Morowali.

Selain itu, Bahlil mengatakan kualitas air telah ditingkatkan di seluruh industri.

Dan air di sana jelek untuk air di Morowali, tapi lebih banyak di Halmahera tengah, katanya.

Namun Bahlil meminta maaf atas dampak negatifnya. Dia berdalih, hal itu karena adanya downgrade proyek baru. Jadi pemerintah tidak tahu.

Namun, Ketua Partai Emas ini mengatakan kegagalan tersebut merupakan hal baik yang dilakukan pemerintah.

“Lebih baik memulai daripada tidak memulai dan akan kita tingkatkan,” kata Bahlil.

Sekolah Tinggi Arsitektur dan Universitas Indonesia (SKSG UI) telah mendirikan kursus untuk promosi PhD Bahlil. 

Hasil penelitian yang dilakukan Bahlil dalam studi doktoralnya di bidang studi perencanaan internasional menunjukkan empat permasalahan penting dengan konsekuensi yang memerlukan reformasi kebijakan. 

Keempat permasalahan tersebut adalah remitansi yang tidak mencukupi, keterlibatan pengusaha lokal, keterlibatan perusahaan Indonesia pada bottom line, nilai tambah dan kurangnya rencana diversifikasi pascatambang.  

Bahlil khususnya dalam kajiannya mengenai empat kebijakan penting untuk mengantisipasi permasalahan tersebut. Pertama-tama, pengaturan penyaluran dana pengalihan harta meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

Yang kedua adalah memperkuat kemitraan kebijakan dengan pengusaha lokal. Ketiga, pendanaan jangka panjang bagi organisasi publik di bidang lain. Keempat, tanggung jawab investor untuk melakukan diversifikasi dalam jangka panjang.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel