Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai $3,26 miliar pada September 2024. Capaian tersebut menandai surplus yang terjadi selama 53 bulan berturut-turut.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengatakan surplus neraca perdagangan September 2024 meningkat dibandingkan surplus Agustus 2024 sebesar $2,78 miliar.
“BI memandang surplus perdagangan ini positif untuk semakin mendukung keberlanjutan eksternal perekonomian Indonesia,” kata Ramdan dalam keterangan resmi, Selasa (15/10/2024).
Ramdan mengatakan ke depan BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk meningkatkan stabilitas eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Ia merinci, peningkatan surplus neraca perdagangan pada September 2024 terutama berasal dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas.
Neraca perdagangan nonmigas pada September 2024 mencatat surplus sebesar $4,62 miliar, ditopang oleh ekspor nonmigas yang tetap kuat sebesar $20,91 miliar.
“Kinerja positif ekspor nonmigas ditopang oleh ekspor produk manufaktur dan ekspor barang berbasis sumber daya alam seperti besi dan baja, bahan bakar mineral [batubara], dan nikel,” jelasnya.
Berdasarkan negara tujuannya, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi $1,36 miliar pada September 2024, seiring dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan penurunan ekspor migas.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel