Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor industri pengolahan pada September 2024 akan mengalami penurunan, mulai dari minyak sawit (CPO) hingga benih olahan.

Plt Direktur Utama BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan nilai ekspor nonmigas setiap bulannya terutama didorong oleh sektor industri pengolahan.

BPS mencatat, nilai ekspor sektor manufaktur turun 6,38% secara bulanan (month-on-month/mtm) pada September 2024, memasuki penurunan 4,78%.

“Penurunan ekspor nonmigas terjadi pada sektor manufaktur, terutama disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak sawit, logam mulia, tekstil, dan bahan listrik lainnya,” kata Amália dalam Noícias Oficial. Rilis statistik BPS tentang perkembangan ekspor dan impor, September 2024, Selasa (15/10/2024).

Namun setiap tahunnya, Amália mengatakan semua kategori mengalami peningkatan. Namun peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 7,11% dan 5,27%.

Berdasarkan rekor September 2024, total penjualan nonmigas mencapai $20,91 miliar. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang US$0,56 miliar.

Kemudian sektor pertambangan dan lainnya mencapai 3,88 miliar dolar, dan sektor manufaktur sebesar 16,46 miliar dolar.

Amália menyampaikan, nilai ekspor sektor nonmigas setiap bulannya mengalami penurunan, kecuali sektor pertanian yang mencatatkan peningkatan ekspor sebesar 2,95%.

Di sisi lain, ekspor dari sektor pertanian mengalami peningkatan antara lain lada hitam, buah-buahan tahunan seperti pinang, kelapa, dan manggis. Lalu ada mutiara dari kebun yang menangkap ikan dan sayur-sayuran.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel