Bisnis.com, JAKARTA – Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah mencapai USD 200,4 miliar hingga Agustus 2024, meningkat USD 10,8 miliar dibandingkan Juli 2024. 

Utang pemerintah terakhir kali melebihi US$200 miliar pada tahun 2021, menurut Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI).

Ramdan Danny Prakoso, Kepala Komunikasi Bank Indonesia (BI), mengatakan pertumbuhan utang masih terkendali. Sedangkan posisi utang luar negeri meningkat sebesar 4,6% (y/y), lebih besar dibandingkan kenaikan 0,6% dari Juli 2024 (y/y).

Perkembangan utang luar negeri terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aliran masuk modal asing ke dalam surat berharga negara (SBN) dalam negeri seiring dengan semakin besarnya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (14 Oktober). 2024). 

Danny menjelaskan, sebagai salah satu alat pembiayaan APBN, penggunaan ULN tetap fokus pada pembiayaan sektor manufaktur dan belanja prioritas untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. 

Bank Indonesia menegaskan, ULN pemerintah terus dikelola secara menyeluruh, kredibel, dan bertanggung jawab untuk mendukung belanja masyarakat. 

Utang luar negeri pemerintah yang terbesar terutama berasal dari sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yaitu sebesar 41,95 miliar USD atau mencakup 20,9% dari total utang luar negeri pemerintah. 

Utang luar negeri pemerintah terbesar kedua mengalir pada sektor administrasi publik, pertahanan, dan jaminan sosial wajib senilai USD 37,97 miliar atau 18,9% dari total utang luar negeri pemerintah.  

Sementara itu, utang luar negeri pemerintah mengalir relatif besar ke sektor jasa pendidikan sebesar 33,65 miliar. USD (16,8%), konstruksi 27,19 miliar. USD (13,6%) dan jasa keuangan dan asuransi USD 18,85. miliaran dolar AS (9,3%). .  

“Posisi utang luar negeri negara masih terkendali mengingat hampir seluruh utang luar negeri memiliki jangka waktu jatuh tempo yang panjang yaitu sebesar 99,9% dari total utang luar negeri negara,” tegas Deni. 

Secara keseluruhan, posisi utang luar negeri Indonesia mencapai US$425,1 miliar pada Agustus 2024, kata Bank Indonesia pada hari-hari menjelang transisi dari Presiden Jokowi ke Prabowo. 

Nilai utang tersebut meningkat 7,3% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Angka tersebut setara dengan Rp6.635,81 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp15.610 per USD). 

Melihat posisi utang luar negeri pemerintah yang mencapai US$200,4 miliar atau hanya 47,14%, berarti hampir separuh utang luar negeri Indonesia. 

Sisa ULN tersebut dimiliki oleh bank sentral, khususnya Bank Indonesia, dan swasta sebesar USD 28,79 miliar dan USD 197,85 miliar. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel