Bisnis.com, Jakarta – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres tidak hanya berdampak pada pertumbuhan tumor, tetapi juga penyebaran kanker kolorektal.

Kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang usus besar dan mengganggu sistem pencernaan. Kanker ini merupakan jenis kanker keempat yang paling umum terjadi di seluruh dunia. 

Kanker ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan riwayat keluarga. Namun, peneliti baru-baru ini menemukan bahwa stres merupakan faktor yang dapat mempercepat penyebaran kanker kolorektal.

Melaporkan dari upi.com, Senin (14/10/2024) Stres dapat merusak bakteri menguntungkan usus, seperti genus Lactobacillus yang berperan penting dalam meningkatkan kekebalan terhadap kanker.

Untuk mengujinya, peneliti melakukan percobaan pada dua kelompok tikus dengan menyuntikkan campuran antibiotik untuk membersihkan usus dari bakteri sehat. Kelompok pertama adalah tikus yang mengalami stres kronis dan kelompok kedua adalah tikus yang tidak mengalami stres. 

Hasilnya menunjukkan bahwa kedua kelompok tikus tersebut melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka terhadap kanker dan mengembangkan tumor 11 minggu setelah penyuntikan. 

Para peneliti menggunakan prosedur stres kronis pada tikus selama enam jam per hari. Metode ini biasanya digunakan dalam penelitian ilmiah pada tikus untuk menciptakan rangsangan berbahaya yang disebabkan oleh situasi kehidupan seperti stres dan depresi. 

Qing Li, peneliti pascadoktoral di Departemen Kanker Gastrointestinal di Rumah Sakit China Barat Universitas Sichuan, mengatakan penting untuk menjaga emosi pasien tetap terkendali agar tidak memperburuk penyakit yang dideritanya. 

“Saat pasien didiagnosis mengidap penyakit mematikan seperti kanker kolorektal, wajar jika pasien merasa cemas dan khawatir. Namun, emosi tersebut tidak bermanfaat bagi kondisinya. penyakitnya tidak bertambah parah,” kata Lee, Senin (10/10/2024).

Untuk mengujinya lebih lanjut, Lee dan peneliti lain mengumpulkan sampel tinja dan tumor dari pasien usus yang mengalami stres dan mereka yang tidak mengalami stres, dengan tujuan menganalisis perubahan mikrobiota usus. Hasilnya menunjukkan bahwa stres kronis berdampak negatif pada pasien kanker usus besar.

Studi ini menunjukkan pentingnya manajemen stres. Hal ini dapat dilakukan dengan dasar-dasar makan sehat dan tidur yang cukup.

Kurang tidur dan pola tidur tidak teratur dapat mempengaruhi perkembangan kanker, lapor Medical News Today. 

Masalah tidur juga mempengaruhi penderita kanker kolorektal karena dapat menyebabkan perubahan pada mikrobioma usus dan lingkungan mikro kekebalan tubuh, kata ahli onkologi bedah Anton Bilczyk. (Jesslyn Samantha Romeris Limbuntubing)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel