Bisnis.com, Jakarta – Bagikan kinerja PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) mengalami tren pelemahan sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memeriksa tanda-tanda perdagangan palsu dan manipulasi pasar.

Berdasarkan data bisnis RTI, harga saham BREN turun 0,38 persen menjadi Rp 6.500 per saham pada perdagangan akhir pekan Jumat (10 November 2024) ini. Harga saham BREN terkoreksi 6,47% dalam 1 pekan.

Emiten besutan konglomerat Prajogo Pangestos ini masih berada di zona merah atau anjlok 13,04% secara year-to-date (year-to-date).

Asing juga banyak yang melepas saham BREN, dengan penjualan bersih di luar negeri mencapai Rp 63,51 miliar pada pekan kerja sebelumnya. Sementara BREN mencatatkan penjualan bersih di luar negeri sebesar Rp 1,25 triliun dalam satu bulan perdagangan.

Sementara harga saham CUAN turun 0,72% ke Rp 6.875 per saham pada akhir perdagangan pekan ini.

Harga saham CUAN juga turun 1,79% pada pekan perdagangan ini dan masih berada di zona merah, turun 48,79% secara year-on-year.

Buruknya kinerja saham BREN dan CUAN didasarkan pada penelusuran OJK terhadap tanda-tanda perdagangan palsu dan manipulasi perdagangan saham BREN dan CUAN.

Budi Frensidi, Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia, mengatakan BREN sendiri sebenarnya merupakan pendukung Indeks Saham Gabungan (IHSG). Oleh karena itu, jika BREN direbut pihak berwajib, upaya penguatan IHSG akan gagal.

Akibat intervensi OJK terhadap BREN, IHSG yang tadinya berada di wilayah 7.905 kembali ke wilayah 7.500. Jumat (10 November 2024).

Bahkan, dia yakin tidak ada manipulasi pasar saham yang terjadi di BREN dan CUAN. Kedua emiten tersebut mengalami kenaikan harga saham sejak go public tahun lalu.

BREN mencatatkan harga saham IPO pada 780 SDR per saham. Sejak itu, harga saham BREN terus meningkat dan mencapai level tertinggi bulan lalu di Rp 12.100. Artinya harga saham BREN mengalami kenaikan sebesar 1,451%.

Sementara CUAN mencatatkan harga saham IPO di Rp 220 per saham. Harga saham CUAN pun mencapai titik tertinggi sepanjang masa di Rp 13.750. Artinya harga saham CUAN mengalami kenaikan sebesar 6.150%.

Namun Budi yakin faktor paling kuat yang mendorong saham seperti BREN adalah masuknya saham tersebut ke dalam indeks global seperti Morgan Stanley Capital International (MSCI). Selain itu, pergerakan harga saham BREN dipengaruhi oleh sentimen kenaikan nilai sektor energi baru terbarukan (EBT).

Prajyogo Pangestu (manajer BREN dan CUAN) kini fokus menjaga harga saham agar tidak merugikan investor, kata Budi.

Di sisi lain, penurunan kinerja saham BREN dan CUAN belakangan ini disebabkan oleh dikeluarkannya BREN dari indeks kapitalisasi besar FTSE dan keuntungan yang diterimanya setelah pelonggaran suku bunga.

Seperti yang Anda ketahui, FTSE Russell mengumumkan dalam pernyataannya bulan lalu bahwa mereka akan menghapus saham BREN dari indeks FTSE Russell.

FTSE Russell mengatakan pihaknya melakukan kajian terhadap saham BREN sesuai dengan pedoman “free sharerestriction” atau pembatasan jumlah minimum saham yang dimiliki pemegang saham publik.

Tinjauan ini akan dilakukan sesuai dengan Kebijakan dan Pedoman Perhitungan Ulang FTSE Russell untuk menghindari konsentrasi berlebihan pemegang saham tertentu pada saham yang termasuk dalam indeks FTSE.

Investigasi menemukan bahwa empat pemegang saham pengendali mengendalikan 97% total saham beredar Ballito Renewable Energy, dan bahwa BREN tidak mematuhi pedoman “pembatasan saham bebas” yang dibuat oleh FTSE.​

Pengembangan tes oleh OJK

Aditya Jayanthara, Wakil Direktur Jenderal Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Otoritas Efek OJK, mengatakan penyelidikan terhadap sinyal perdagangan palsu dan operasi perdagangan di BREN dan CUAN dilakukan dari beberapa sudut.

“(Investigasi) dilakukan selama beberapa minggu,” ujarnya usai Konferensi Internasional IFA ke-10 yang digelar di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10 September 2024).

Menurut dia, pemeriksaan yang dilakukan OJK mencakup gaya dan durasi komunikasi yang berbeda-beda. Aditya berkata, “Ada batas waktunya. Kami akan periksa.”

Namun Aditya belum bisa memastikan kapan temuan penyidikan transaksi dua distributor milik konglomerat Prajogo Pangestos itu akan selesai.

Sebelumnya, Direktur Pasar Modal, Perlindungan Keuangan, dan Pengawasan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, temuan pemeriksaan transaksi bursa saham CUAN dan BREN akan dievaluasi sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. Jika ditemukan pelanggaran, OJK akan menegakkan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain kegiatan pemeriksaan, OJK juga melakukan analisis pergerakan harga saham di bursa yang dipantau, termasuk BREN, sesuai prosedur yang berlaku. Tujuannya untuk mendeteksi aktivitas penipuan dalam transaksi pasar saham yang bersangkutan.

____________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel