Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total penerbitan obligasi dan sukuk korporasi hingga 11 Oktober 2024 mencapai Rp 108,9 triliun. 

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun berjalan 2024 sebanyak 118 emisi dari 71 emiten dengan nilai Rp 108,90 triliun. 

Dengan gambaran ini, total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 594 emisi dengan nilai nominal beredar Rp 473,35 triliun dan US$ 76,80 juta yang diterbitkan oleh 132 emiten, jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/10). 11 Desember 2024).

BEI pekan ini mencatat ada tiga perusahaan yang menerbitkan obligasi dan mencatatkan penerbitan surat utang tersebut. Pada Rabu (9/10/2024), Obligasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama Rp 1 triliun BUMA II Tahun 2024 mulai dicatatkan di BEI. 

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Fitch Ratings Indonesia untuk obligasi BUMA II adalah idA+ (Single A plus) dan A+(idn) (Single A plus) dan pengelolanya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 

Apalagi, Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II Tahun 2024 karya PT Bank Pan Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI pada hari yang sama, Rabu (9/10/2024). 

Obligasi tersebut dicatatkan dengan nilai nominal Rp3,91 triliun dan tingkat bunga 7,25% per tahun dengan jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Pada Jumat (11/10/2024) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. daftar Obligasi Layak Adira Finance Tahap IV Tahun 2024 dengan total nilai Rp 1,5 triliun telah dimulai. 

Obligasi tersebut diterbitkan dalam tiga seri, yaitu seri A, B dan C dengan tingkat bunga masing-masing 6,45% (370 hari), 6,70% (36 bulan), dan 6,80% (60 bulan). Sedangkan hasil pemeringkatan Pefind terhadap obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai trustee of record. 

Di sisi lain, BEI juga mencatat sebanyak 118 emisi diterbitkan oleh 65 emiten surat utang dan sukuk (EBUS). Dana yang terkumpul dari aksi korporasi ini mencapai Rp 109,6 triliun. 

Ke depan, masih ada 13 isu dari 10 emiten EBUS yang tercatat saat ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel