Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimbau para pelaku usaha tidak perlu khawatir menghadapi Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM) yang akan diterapkan Uni Eropa pada tahun 2026. CBAM berlaku pada lima produk utama yakni. besi dan baja, aluminium, semen, pupuk dan energi.

Hal tersebut disampaikan pakar perdagangan analis Ferry Samuel Jacob dari Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional BKPerdag pada diskusi panel Trade Expo Indonesia (TEI) 2024.

“Sebenarnya kita tidak perlu terlalu khawatir dengan produk yang kita ekspor ke Eropa,” kata Ferry dalam diskusi panel TEI 2024, Kamis (10/10/2024).

Ferry mengatakan, selama ini produk CBAM Indonesia sebagian besar sudah masuk ke China, India, dan Taiwan. Dalam paparannya, Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar produk EU-CBAM Indonesia dengan kontribusi sekitar 63,53%, disusul Taiwan 7,53%, India 5,72%, Vietnam 4,03%, dan Malaysia 2,09%.

Sementara itu, 10 besar negara tujuan ekspor Indonesia menyumbang 89,8% dari total ekspor kelompok produk CBAM Indonesia ke dunia. 

“63% produk CBAM kami diekspor ke China, bukan ke Uni Eropa,” ujarnya. 

Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-47 pada tahun 2022 dan ke-48 pada tahun 2023 sebagai negara sumber impor produk CBAM ke Uni Eropa. Tiongkok dan Turki, yang merupakan pemasok terbesar produk CBAM ke Uni Eropa, diperkirakan paling terkena dampak kebijakan ini.

Namun, dia mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada. Pasalnya, kebijakan tersebut berpeluang diterapkan oleh negara lain, mengingat kebijakan lingkungan hidup menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. 

“Kita tidak perlu khawatir dengan CBAM sekarang, tapi ingat bahwa kebijakan lingkungan hidup sudah menjadi tren global saat ini. Jadi patut dipertimbangkan,” tutupnya. 

Sekadar informasi, penerapan CBAM akan dimulai pada tahun 2023 hingga 2025. Pada periode tersebut, CBAM akan mulai melaporkan jumlah emisi yang terkandung dalam produk tanpa membayar pajak karbon.

Kemudian pada tahun 2026 akan dilakukan pembayaran pajak. Pada tahap pertama, jenis produk yang diterapkan CBAM adalah aluminium, besi dan baja, semen, pupuk, dan listrik. Pada tahap kedua, berpotensi dikembangkan untuk produk lain yang diduga menghasilkan emisi karbon UE dan non-UE.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel