Bisnis.com, Jakarta — PT Tima Tbk. (TINS) menggunakan dana senilai Rp 57,69 miliar untuk eksplorasi pada kuartal III 2024. Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan pengeboran di perairan Bangka dan Kundur.

Dalam keterangan informasi, Jumat, 10 November 2024, TINS ​​​​menyebutkan empat kapal bor akan digunakan pada Juli 2024, disusul lima kapal bor pada Agustus, dan lima kapal bor pada September dan total pengeboran mencapai 13.921 meter digunakan. Pencarian dilakukan di dua lokasi. .meter

“Kegiatan eksplorasi darat pada Q3 2024 meliputi pemetaan, survei resistivitas geofisika, pengeboran timah (primer dan aluvial), serta pengeboran terbimbing di Kepulauan Bangka dan Belitung. Sebanyak 1.858,20 meter akan digali.

Manajemen TINS ​​menyatakan akan melakukan penilaian terhadap rencana kegiatan eksplorasi pada kuartal IV 2024 dan melanjutkan kegiatan pada bulan sebelumnya. Lima kapal bor yang ditugaskan di wilayah laut Bangka dan Kundur pada bulan Oktober rencananya akan digunakan untuk kegiatan pengeboran lepas pantai.

Sedangkan di darat, pengeboran timah (lapisan primer dan lapisan aluvial) serta pengeboran pemandu dilakukan di Tempilan (Bangka), Air Lerai Toboari (Bangka Selatan), dan Pulau Belitung, tidak hanya di Bangka dan Belitung tetapi juga di Penyamun. wilayah (Bangka). Namun, survei geofisika geomagnetik masih dilakukan.

Sebelumnya, TINS ​​​​memperkirakan produksi bijih timah pada akhir tahun 2024 akan lebih tinggi sekitar 40% hingga 50% dibandingkan produksi tahun 2023.

Sekretaris Perusahaan TINS ​​Abdullah Umar mengklaim kinerja produksi semester I 2024 mencapai 10.250 ton, naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 7.755 ton.

“Kami optimistis produksi setahun penuh akan meningkat minimal 40% hingga 50% year-on-year,” kata Abdullah saat dihubungi Bisnis, Senin (9 September 2024).

Sementara itu, total produksi bijih timah pada semester I-2024 diperkirakan berasal dari tambang darat dan lepas pantai.

Di bidang pertambangan darat, TINS ​​mampu membeli 4.918 ton, meningkat 85% dibandingkan 2.653 ton pada periode yang sama tahun lalu.

Kemudian di tambang lepas pantai, TINS ​​​​mencapai produksi 5.332 ton mencapai 5.102 ton atau meningkat 5% year-on-year.

Selain itu, produksi logam TINS ​​pada tahun anggaran yang berakhir Januari 2024 meningkat menjadi 9.675 ton (sekitar 19%) dibandingkan 8.100 ton pada periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan TINS ​​​​hanya memproduksi 14.855 ton bijih timah pada tahun 2023. Skor tersebut lebih rendah dibandingkan rekor sebenarnya pada 2022 sebanyak 20.079 ton.

Abdullah mengungkapkan, target laba hingga akhir tahun ini akan mengikuti tren pertumbuhan produksi saat ini. Ia juga menambahkan, harga timah di pasar dunia relatif tinggi.

“Keuntungan Tahap I tahun 2024 sebesar Rp 434 miliar dan Insya Allah Tahap II lebih besar dari Tahap I,” ujarnya.

Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel