Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia tampak naik, mematahkan kemerosotan dua hari seiring pasar menunggu respons Israel terhadap serangan rudal Iran.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/11/2024), harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 3,6% menjadi $75,85 per barel. Sementara harga minyak Brent untuk penyelesaian Desember naik 3,7% menjadi US$79,40 per barel.

Pergerakan harga minyak masih dipengaruhi oleh konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran. Dewan Keamanan Israel berencana bertemu Kamis waktu setempat untuk membahas cara membalas Iran. 

Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tanggapan negaranya akan “brutal, efektif dan mengejutkan,” namun Iran memperingatkan pihaknya siap menembakkan ribuan rudal jika diperlukan.

Rebecca Babin, kepala pedagang energi di CIBC Private Wealth Group, mengatakan minyak mentah bisa tetap fluktuatif menjelang akhir pekan karena pasar berjuang untuk mengantisipasi perkembangan potensial.

“Pedagang senang dan sebagian besar berada dalam situasi wait and see, dengan sedikit kepercayaan pada kedua belah pihak karena tingginya tingkat ketidakpastian,” jelas Babin.

Kekhawatiran geopolitik telah menyebabkan volatilitas meningkat dan menyebabkan dana lindung nilai menambah lebih banyak posisi buy. Presiden Joe Biden meremehkan serangan terhadap infrastruktur minyak Iran dan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan. 

Namun seruan tersebut menekankan terbatasnya kemampuan para pemimpin Amerika untuk mempengaruhi perdana menteri Israel.

Di sisi lain, kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok terus berlanjut. Kurangnya stimulus baru dari Beijing minggu ini menyebabkan aksi jual tajam di pasar pada hari Selasa, termasuk minyak. 

Pemerintah Tiongkok mengatakan akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter baru pada hari Sabtu. 

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik 5,8 juta barel pada pekan lalu, peningkatan terbesar sejak akhir April, menurut data pemerintah yang dirilis pada hari Rabu. Pasokan gas semakin menipis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel