Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak bersamaan di bulan November. IHSG terbebani oleh beberapa tren, salah satunya data perekonomian Amerika Serikat (AS). 

Deputi Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, penguatan IHSG pada Oktober tidak hanya disebabkan oleh data ketenagakerjaan AS, tetapi juga diamnya penurunan inflasi. 

“Sebenarnya, data ketenagakerjaan sangat kuat, sehingga membuat The Fed bisa bernapas lega karena ketenagakerjaan tidak terlalu menurun. Namun sayangnya inflasi tidak turun lebih cepat,” kata Nico, Jumat (10/11/2024). 

Menurut dia, hal lain yang mengkhawatirkan The Fed adalah inflasi inti yang kembali meningkat dari 3,4 persen menjadi 3,5 persen. Hal ini memungkinkan daya beli kembali menguat. 

Menurut Nico, hal inilah yang membuat The Fed semakin berhati-hati dalam menurunkan suku bunganya. 

“Jadi kami sendiri yakin bisa turun di akhir tahun hanya 25 bps, meski masih ada kemungkinan 50 bps, tapi itu tergantung data yang masuk,” ujarnya.

Selain data AS, Nico juga menjelaskan faktor lain yang membuat IHSG melemah adalah dorongan dari pemerintah China. Kami berharap jumlah stimulus ini akan memungkinkan pasar Tiongkok, yang telah menurun secara signifikan, untuk pulih. 

Selain itu, pasar saham China juga dalam kondisi bebas karena terkoreksi sejak awal tahun. Hal inilah yang membuat valuasi saham China lebih murah dibandingkan emerging market lainnya. 

Sedangkan untuk pasar modal Indonesia, kenaikannya cukup tinggi sehingga terlihat kurang menarik.

Faktor lain yang juga membuat IHSG melemah adalah ketegangan geopolitik yang kembali terjadi. Menurutnya, hal ini memaksa para pelaku pasar dan investor untuk meninggalkan aset-aset berisiko dan beralih ke aset-aset yang jauh lebih aman.

Seperti yang dikatakan Nico, ada beberapa pendorong IHSG dalam jangka pendek. Pendorong IHSG adalah pelantikan presiden terpilih, pemilu pemerintah, pemilu daerah, penurunan suku bunga lanjutan, dan window dressing.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel