Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III memastikan rencana penawaran umum perdana (IPO) PalmCo tertunda karena menunggu kebijakan baru pemerintah.

“IPO ditunda menunggu kebijakan pemerintah,” Direktur PTPN III Muhammad Abdul Ghani seperti dikutip Bisnis, Jumat (11/10/2024).

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai penundaan tersebut. Namun berdasarkan pemberitaan Bisnis.com tertanggal 24 September 2024, Ghani mengatakan pada prinsipnya PalmCO siap bersuara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari segi kesiapan, Ghani mengatakan perseroan telah melakukan kajian dan menilai PalmCo layak untuk melantai. Pasalnya, subholding PTPN merupakan perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dari segi luas lahan.

“Kami sudah mempersiapkannya sejak lama, kajian dan tingkat kelayakannya sudah beres. Bicara minyak sawit, PTPN merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, jangan salah. “Kami adalah perusahaan perkebunan terbesar di dunia,” kata Ghani.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Virjoatmojo mengatakan pihaknya masih kurang fokus untuk menghadirkan PalmCo. Sebab, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan perusahaan.

Salah satu pekerjaan rumah PalmCo adalah melakukan penanaman kembali sekitar 180.000 hektare kelapa sawit. Sebab, sejumlah lokasi milik grup PTPN dalam kondisi kurang terawat.

Dengan langkah tersebut, ia berharap produktivitas PalmCo dapat meningkat dan mencapai standar produksi industri kelapa sawit sebesar 20 ton per hektar. Sementara saat ini kelapa sawit PTPN masih memiliki produktivitas yang bervariasi.

“Pertama semuanya harus produktif agar nanti evaluasinya tinggi”. Kalau masih kotor, valuasi IPO belum maksimal. “Jadi sebaiknya tahap awal kita cari partner strategis dulu sampai produktivitasnya merata, baru IPO,” ujarnya pada akhir 2023.

Kartika atau akrab disapa Tiko mengatakan, dalam 2-3 tahun ke depan PalmCo berpeluang menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia berdasarkan wilayah. Ia memperkirakan perusahaannya akan memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektar.

Menurutnya, kepemilikan lahan ini akan menempatkan PalmCo setara dengan Sime Darby, perusahaan kelapa sawit raksasa asal Malaysia. Sime Darby diketahui memiliki luas 266.488 ha dan luas tanam 193.758 ha.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel