Bisnis.com, XHAKARTA – Adik Presiden terpilih Prabowo Subianto sekaligus Wakil Presiden Dewan Pertimbangan Partai Gerindra Hashim Jojohadikusumo angkat bicara soal peningkatan rasio utang dan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di pemerintahan baru.

Hashim mengatakan, Prabowo tidak khawatir berbagai program besarnya seperti makanan bergizi gratis akan membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (BPRS). Diakuinya, program makan bergizi gratis ini menghabiskan biaya sekitar Rp400 triliun setiap tahunnya.

Meski demikian, Hashim menjelaskan Indonesia mempunyai banyak potensi untuk meningkatkan penerimaan negara melalui penarikan utang dan pajak. Terkait utang, rasio utang terhadap PDB Indonesia merupakan yang terendah kedua di antara negara-negara G20, katanya.

Sebagai catatan, data terkini Kementerian Keuangan menyebutkan posisi utang pemerintah sebesar Rp8.461,93 triliun per 31 Agustus 2024 atau setara 38,49% PDB. Batasan rasio utang terhadap PDB adalah angka undang-undang sebesar 60%. 17/2003 tentang Keuangan Negara. 

Jadi kita punya kapasitas yang besar dalam mengelola utang, meningkatkan utang secara hati-hati, kata Hashim seperti dikutip dari kanal YouTube kantor berita RTHK Hong Kong, Rabu (9/10/2024).

Tak hanya itu, dia menjelaskan rasio penerimaan pajak terhadap PDB sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir. Dalam lima tahun terakhir, rasio pajak terhadap PDB berkisar 10%, sehingga nantinya akan diupayakan oleh pemerintahan Prabowo untuk ditingkatkan.

“Pajak termasuk royalti atas seluruh barang yang kita ekspor, cukai rokok – masyarakat Indonesia dikenal sebagai perokok – dan sumber lain seperti bea masuk,” jelas Hashim.

Sekadar informasi, DPR telah mengesahkan RAPBN 2025 menjadi undang-undang beberapa waktu lalu. Pada posisi APBN 2025, penerimaan negara ditargetkan mencapai Rp2.996,9 triliun yang meliputi penerimaan perpajakan senilai Rp2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak senilai Rp505,4 triliun.

Sedangkan belanja negara tahun depan sebesar Rp3.613,1 triliun. Dengan demikian, disepakati defisit APBN 2025 sebesar 2,53% atau Rp616,2 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel