Jakarta Bisnis.com – Tim Gerakan Nasional (TKN) Prabowo Subianto Gibran Rakabumin mengumumkan anggaran Pendapatan dan Peruntukan Provinsi (APBN) 2025 sebanyak Rp 300 triliun akan dialokasikan melalui investigasi kemungkinan penghindaran dan penghindaran pajak. ;

Drajad Wibowo, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran, mengatakan mereka telah mengidentifikasi sumber pajak yang tidak dipungut dalam penyelidikan. ;

“Belanja negara kita (2025) Rp 3.600 triliun sumber pendapatannya tidak dihitung,” ujarnya saat ditemui di Le Méridien, Rabu (10 September 2024).

Pak Dorajado mencontohkan kemungkinan tersebut, misalnya dari kasus perpajakan yang sudah selesai. Wajib Pajak berkali-kali kalah dalam upaya banding dan tidak ada peluang peninjauan kembali (PK). ;

Lebih lanjut dia mengatakan, kasus ini adalah Mahkamah Agung yang memutuskan wajib pajak (WP) yang seharusnya membayar pajak, namun urung melakukannya. ;

Bahkan, diakui Pak Dorajado, masih banyak wajib pajak yang belum menunaikan kewajiban perpajakannya selama 10 hingga 15 tahun. Namun, Pak Dorahad enggan membeberkan lebih detail mengenai jumlah tersebut. ;

Bidang lain yang sedang diupayakan adalah transfer pricing. Tindakan lain bisa meningkatkan pendapatan negara. ;

“Yang ingin saya sampaikan, lebih dari jumlah itu [triliun Rp300]. Lebih dari yang kita pakai angka Rp 300 triliun,” ujarnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Dorajado menyebut Prabowo memiliki defisit anggaran sekitar Rp 300 triliun pada tahun depan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 8%. ;

Setidaknya Rp 300 triliun akan membantu meningkatkan laju pertumbuhan dari 5,8% menjadi 5,9% pada tahun 2025, memastikan Indonesia tidak kehilangan kekuatan untuk mencapai peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebesar 8% dalam lima tahun ke depan. ;

“Tahun 2025 pertumbuhannya minimal harus 5,8% atau 5,9%, foot stop ke 6-7% lalu 8% berapa banyak kemundurannya?

Sebagai gambaran, proyeksi belanja APBN 2025 sebesar Rp 3.621,3 triliun. Sedangkan pendapatan negara pada tahun depan sebesar Rp 3.005,1 triliun. Dengan tetap menjaga defisit sebesar 2,53% dari produk domestik bruto (PDB), utang akan menutupi selisih antara pendapatan dan pengeluaran. ;

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA