Bisnis.com, JAKARTA – Tanda kepemilikan bank digital produksi Bank of the Sea atau Sea Group PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yaitu Hibank semakin cerah. 

Presiden HiBank Jenny Wirianto mengatakan Marine Group kini bertindak sebagai mitra TI HiBank. Namun, perusahaan luar negeri atau grup luar negeri juga diberikan pilihan untuk menjadi pemegang saham minoritas. 

“Saat ini kontribusi mereka (Marinir) ada pada sisi teknis, kontribusi teknis dari mitra kami. Pemegang saham nantinya akan mempunyai kesempatan untuk menjadi bagian di dalamnya. Kecil, katanya di Jakarta, Selasa (10/8/2024). 

Sayangnya, Jenny belum mau memberikan informasi apakah Korps Marinir akan memutuskan opsi tersebut. 

Di saat yang sama, dia menegaskan, hingga saat ini perseroan telah membangun infrastruktur, salah satunya supply chain.

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan sedang mengembangkan aplikasi mobile yang bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan usaha kecil dan menengah, tidak sekedar berbisnis.

“Jadi, di aplikasinya bisa ada rencana keuangannya, dan ada percakapan Relationship Manager. Jadi, hentikan kalau sudah keluar,” ujarnya. 

Sebelumnya, Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, mengatakan sebenarnya BNI menyerahkan 10-15% saham Hibank kepada Marine Group. 

“Itu merupakan opsi yang diberikan oleh BNI dan Grup Besar kepada Korps Marinir,” kata Royke kepada The Business baru-baru ini.

Namun belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai langkah yang akan diambil Marine Group untuk membeli saham HiBank. Namun, BNI tetap ingin mendapat mayoritas, ujarnya. Ke depan, BNI siap melikuidasi kepemilikannya di Hibank jika Marine Group masuk. 

Saat ini pemegang saham Hibank, BNI, dan PT Mayora Inti Utama merupakan pemegang saham pengendali masing-masing sebesar 63,92% dan 36,08%.

Dari segi kinerja, Hibank sendiri membukukan laba Rp 60,37 miliar sepanjang ID/2024. Dampaknya, terjadi penurunan year-on-year (YoY) sebesar 52,72% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp127,67 miliar I/2023.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga bersih (NII) perseroan meningkat 11,13% menjadi Rp 270,09 miliar dari sebelumnya Rp 243,3 miliar.

Bank juga membukukan pendapatan berbasis komisi yakni pendapatan berbasis komisi yang meningkat 64,86% menjadi Rp3,66 miliar pada Juni 2024 dibandingkan Rp2,22 miliar pada Juni 2023 sebesar Rp30,73 miliar pada sebelumnya Rp3,66 miliar. 

Di sisi lain, jumlah pos pengeluaran mengalami peningkatan. Misalnya, biaya tenaga kerja meningkat 81,6% menjadi Rp 110,27 miliar pada Juni 2024 dan Rp 60,72 miliar pada Juni 2023. 

Setelah itu, belanja iklan meningkat empat kali lipat, meningkat 326,67% dari Rp420 juta menjadi Rp1,79 miliar. Selain itu, beban lain-lain meningkat 92,48% menjadi Rp102,72 miliar dari sebelumnya Rp53,36 miliar.

Pada periode yang sama, beban operasional lainnya juga meningkat 64,14% menjadi Rp192,29 miliar dibandingkan tahun lalu Rp117,15 miliar. Pendapatan operasional dari sini turun 38,2% menjadi Rp 77,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel