Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko melemah hingga ke level 7.347 pada perdagangan hari ini, Selasa (8/10/2024), setelah kemarin parkir di zona hijau. Analis juga merekomendasikan saham INCO, SIDO dan SRTG hari ini.

Tim analis MNC Sekuritas menambahkan, IHSG naik tipis 0,11% ke level 7.504 pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (7/10/2024), seiring dengan munculnya volume pembelian, pergerakan IHSG juga pecah dari mata uang terdekat. area support di 7.454. Saat ini posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian wave (c) wave [ii] atau wave 4 wave (3) pada skenario merah.

Artinya IHSG masih rawan terkoreksi kembali menguji kisaran 7.347-7.454, kata Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset hariannya.

Sementara itu, pada perdagangan hari ini, MNC Securities menyebutkan level support IHSG akan berada pada kisaran 7.454,7.374, sedangkan level resistance akan berada pada kisaran 7.598,7.726.

Saham-saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini adalah INCO, SIDO, TKIM dan SRTG.

Sementara itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi mengatakan, pada pekan ini IHSG akan dilirik oleh 3 sentimen utama yaitu data inflasi AS, berlanjutnya perang di Timur Tengah, dan Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia.

Mengenai sentimen data inflasi AS. Pekan ini pasar fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis 10 Oktober 2024 pukul 19:30 WIB. Data tersebut akan sangat mempengaruhi kebijakan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya, terutama untuk pertemuan bulan November dan Desember 2024.

“Data inflasi AS bulan Agustus sebesar 2,5% (yoy) dan diproyeksikan turun hingga 2,3% (yoy) mendekati target The Fed sebesar 2%. Jadi jika nanti data yang dirilis sesuai ekspektasi pasar atau lebih rendah,” maka akan tentu menjadi katalis positif bagi pasar,” kata Imam dalam risetnya, Minggu (6/10/2024).

Selain data inflasi tahunan, tambah Imam, data inflasi bulanan AS juga tidak kalah pentingnya untuk melihat perkembangan dalam periode yang lebih singkat, dimana inflasi bulanan AS diperkirakan akan turun menjadi 0,1% (MoM) dari periode sebelumnya sebesar 0,2%. (MAMA). ).

Selain itu, masih ada sentimen mengenai kelanjutan perang di Timur Tengah. Ketegangan di Timur Tengah masih menjadi topik yang perlu mendapat perhatian pada pekan ini.

Pada Minggu, 6 Oktober 2024, serangan masih terus terjadi di pinggiran selatan Beirut. Serangan itu terjadi setelah beberapa hari pemboman Israel di pinggiran kota Beirut yang dianggap sebagai benteng kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran, yang mengakibatkan kematian pemimpin mereka, Sayyed Hassan Nasrallah.

“Berlanjutnya perang ini berpotensi menyebabkan harga minyak kembali naik dan tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi laju inflasi sehingga menimbulkan sentimen buruk bagi perekonomian. Namun di sisi lain, emiten yang bergerak di bidang minyak dan Industri gas akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak ini,” tambah Imam.

Sedangkan dari sisi sentimen dalam negeri, Indonesia akan merilis data Keyakinan Konsumen atau Consumer Confidence Index, data tersebut dapat dijadikan acuan untuk melihat perspektif konsumen terhadap beberapa indikator seperti situasi perekonomian saat ini, prospek perekonomian, ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi pendapatan saat ini. . . ini dan 6 bulan ke depan.

“Jika data ini meningkat maka akan menjadi sentimen positif bagi pasar karena >50% pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi atau rumah tangga,” pungkas Imam.

Berkaca dari data perekonomian dan sejumlah sentimen, IPOT merekomendasikan BUMI, ICBP dan LSIP reguler.

_______

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel