Bisnis.com, Jakarta- Nilai tukar Rupiah/Dolar AS diperkirakan berfluktuasi pada perdagangan Selasa (8/10/2024) hari ini, namun akan ditutup melemah antara Rp15.670 – Rp15.780 seiring dengan meningkatnya konflik. di Timur Tengah, investor didorong untuk mengurangi perkiraan mereka terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Pada perdagangan Senin (10/7), rupiah ditutup melemah 1,3% pada Rp15.686,5 per dolar. Sedangkan Indeks Dolar AS menguat 0,03% menjadi 102,46.

Sementara itu, mata uang kawasan Asia lainnya ditutup bervariasi. Yen Jepang menguat 0,34%, dolar Singapura menguat 0,13%, dolar Taiwan melemah 0,41%, won Korea Selatan 0,34%, dan peso Filipina melemah 0,90%.

Sentimen global dari laporan data pekerjaan bulan September yang kuat mendorong para pedagang untuk menurunkan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi, Direktur Forex Futures Ibrahim Essaibi menjelaskan. 

Data penggajian non-pertanian (non-farm payrolls) AS meningkat sebanyak 254.000 pekerjaan pada bulan lalu, melebihi 140.000 pekerjaan baru yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Tingkat pengangguran juga turun secara tak terduga menjadi 4,1% dari 4,2% di bulan Agustus.

Membaiknya data ekonomi dan komentar yang lebih hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Senin, ketika ia mundur dari harapan penurunan suku bunga yang besar dan permanen, menyebabkan para pedagang menahan taruhan mereka 50 basis poin di bawah pertemuan The Fed berikutnya pada bulan November 6.-7, 2024.

Kemungkinan ini benar-benar hilang setelah data hari Jumat. Pedagang sekarang memperkirakan tidak ada peluang penurunan suku bunga sebesar 50 poin, naik dari 31% pada Jumat pagi dan 53% pada minggu lalu, menurut alat FedWatch CME Group. 

Kenaikan suku bunga sebesar 25 basis dianggap hampir pasti, dan para pedagang juga melihat kecil kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah.

Selain itu, perhatian juga datang dari Timur Tengah, dimana roket Hizbullah menghantam kota terbesar ketiga Israel, Haifa. Laporan juga menunjukkan bahwa Israel sedang mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas minyak Iran. 

Tindakan ini dapat mengganggu pasokan minyak dan memicu konflik.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (CADEV) pada akhir September 2024 sebesar $149,9 miliar, setelah rekor tertinggi pada bulan sebelumnya sejak Desember 2023.  

Posisi tersebut tercatat lebih kecil dibandingkan cadangan devisa pada akhir Agustus 2024 yang mencapai 150,2 miliar dolar AS. Situasi ini stabil dan sedikit menurun karena adanya kewajiban pembayaran utang pemerintah. 

Perkembangan cadangan devisa mempengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah. Di sisi lain, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, berada di atas tingkat kecukupan internasional sekitar 3 bulan penyelesaian.  

Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa memiliki kemampuan untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas perekonomian dan keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa cukup untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.  

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan Rupiah akan berfluktuasi dan mampu ditutup melemah antara Rp15.670-Rp15.780 per dolar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA