Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menyebut aplikasi e-commerce asal China, Temu, sudah masuk ke Indonesia.

Staf Khusus Menteri Bidang Penguatan Ekonomi Kreatif Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Fiki Satari mengatakan, pihaknya akan segera bertemu dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomfo), dan Kementerian Perdagangan. Kementerian Investasi

“Minggu ini ada rapat lagi, karena Temu hari ini sudah ada di App Store dan Play Store,” kata Fiki dalam forum redaksi di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (7/10/2024).

Ia mengatakan, telah dilakukan pertemuan dengan sejumlah kementerian terkait untuk menghentikan permohonan asal China yang masuk ke Indonesia. Pasalnya, aplikasi ini bisa menjadi ancaman bagi UMKM Tanah Air.

“Meski [Temu] belum operasional, tapi sudah ada [App Store dan Play Store]. Kami akan coba hapus,” ujarnya.

Berdasarkan penelusuran bisnis, aplikasi Temu sudah tersedia dan dapat diunduh di App Store pada Senin (7/10/2024). Berdasarkan informasi App Store, Temu App menawarkan beberapa penawaran eksklusif dan gratis ongkos kirim kemana saja. Aplikasi ini mendapat rating 4,6 dan pengembang aplikasinya adalah Temu dan Valek.

Sebelumnya, Fiki menjelaskan, Temu berbahaya bagi UMKM Indonesia karena aplikasi tersebut memfasilitasi transaksi langsung antara pabrik di China dengan pelanggan di negara tujuan.

Sementara itu, aplikasi yang sudah masuk ke 48 negara ini sudah tiga kali mencoba mendaftarkan mereknya di Indonesia. Pada Juli 2024, Temu juga mengajukan kembali pendaftarannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).

Upaya pendaftaran gagal karena sudah ada perusahaan Indonesia yang memiliki nama yang sama dan sebagian besar sama dengan KBLI. Fiki berharap Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan pemangku kepentingan terkait dapat bersinergi untuk mencegah aplikasi ini masuk ke Indonesia. Hal ini diperlukan untuk melindungi pelaku usaha lokal, khususnya UMKM.

“Kita tidak boleh lengah, kita harus terus mengejarnya,” tegasnya. 

Sekadar informasi, platform ini memiliki konsep menjual barang langsung dari pabrik ke pelanggan tanpa reseller, reseller, dropshipper, atau afiliasi sehingga tidak ada tingkat komisi.

Apalagi produk-produk yang sudah ada dijual dengan harga yang sangat murah karena adanya subsidi yang diberikan oleh platform. Temu sendiri masuk ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa, serta menyebar ke Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel