Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan program pendanaan baru untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya agar pendanaannya tidak terbebani APBN, seperti kereta cepat Jakarta-Bangtung. . (KCJB).
Bapak Robby Kurniawan, Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, Bapak Robby Kurniawan mengatakan bahwa model pembangunan transportasi ke depan harus dimulai dari perencanaan yang matang dan penentuan prioritas proyek-proyek besar dan proyek strategis nasional.
Misalnya rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya sedang kami evaluasi, kami upayakan semaksimal mungkin untuk membuat proyek finansial yang tidak terlalu bergantung pada APBN, kata Robby di bidang transportasi. Forum diskusi sektoral, Jumat (17/5/2024).
Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan akan membuat rencana pendanaan baru berdasarkan proyek yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Robby mengatakan, pihaknya sedang menyusun rencana strategis (Renstra) baru yang akan melaksanakan program pendanaan dengan izin infrastruktur, beberapa di antaranya akan dikembangkan dalam 5 tahun ke depan.
“Setelah itu kita akan mengklasifikasikan dan mengevaluasi nilai keekonomian dari infrastruktur tersebut, kita akan dorong pembangunan melalui pihak swasta,” ujarnya.
Partisipasi swasta akan lebih didorong melalui kerja sama pemerintah dengan unit usaha (KPBU) dan konsesi yang keuntungannya bergantung pada jasa pengusaha.
Tak hanya itu, Roby juga menangani pembiayaan ramah lingkungan (green financing) untuk proyek-proyek transportasi strategis yang sulit direkomendasikan dan memerlukan intervensi negara.
“Green finance bisa kita lakukan, dan bagi yang belum bisa masuk, perlu intervensi dari negara, misalnya untuk kepentingan ekonomi, misalnya pemberian subsidi melalui pionir dan sebagainya,” ujarnya.
Seperti diketahui, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengajukan permintaan pengurangan pajak dalam jumlah besar kepada pemerintah untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan pasca pembayaran pinjaman dari China Development Bank (CDB) kepada membayar. Harga tinggi. WHOOSH kereta ekspres.
KAI mendapat pinjaman resmi dari CBD senilai Rp 6,98 triliun untuk mengelola peningkatan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Pinjaman ini akan dilunasi pada tanggal 7 Februari 2024.
EVP Sekretaris Perusahaan KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, pinjaman yang diberikan CDB akan termasuk dalam utang yang dikeluarkan perseroan. Hal ini mengingat posisi terdepan KAI di grup BUMN Indonesia yang memegang saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Ada beberapa jenis pengecualian yang diminta pihak Laos, salah satunya adalah penyertaan modal negara (PMN). Dia menilai, suntikan modal negara harus membuat KAI bisa menjaga kondisi keuangan perusahaan sebaik-baiknya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel