Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Fenomena saving feeding yang terjadi pada masyarakat Indonesia diperkirakan akan berdampak pada kredit perbankan individu.

Rohan Hawass, Direktur Hubungan Korporasi Bank Mandiri, mengatakan tergerusnya tabungan masyarakat akan berdampak pada daya beli masyarakat yang mulai terlihat pada tahun depan.

“Iya, kredit perbankan akan berdampak, tapi mungkin lebih ke kredit konsumer dan kredit ritel,” ujarnya saat ditemui Bisnis, Sabtu (5/10/2024). 

Lebih lanjut, Rohan mengatakan pertumbuhan pinjaman ritel tidak akan secepat sektor pinjaman lainnya mengingat pasar pinjaman ritel akan lebih kecil dibandingkan sektor lainnya.

Namun mengingat tantangan-tantangan ini, ia menekankan bahwa ada kelompok yang berinvestasi dengan memanfaatkan kondisi inflasi dan bank siap mendukung mereka dengan memberikan pinjaman investasi yang diperlukan untuk mendukung langkah-langkah tersebut.

“Pada saat perusahaan menyelesaikan investasinya, resesi akan berakhir dan perekonomian akan kembali baik,” ujarnya. 

Ia menambahkan, kredit investasi tersebut akan terus meningkat seiring dengan perluasan atau modernisasi mesin produksi yang dimiliki perseroan. Dengan cara ini, perusahaan akan siap meningkatkan peluang ketika perekonomian pulih.

Sebelumnya, data tim ekonom Bank Mandiri menunjukkan kondisi tabungan kelas menengah akan memburuk pada pertengahan tahun 2024.

Pada awal tahun 2024, tingkat tabungan nasabah kelas menengah berada di level 99, jelas Kepala Ekonom Bank Mandiri Andrey Azmoro.

Kondisi tabungan pada tahun 2024 juga tercatat lebih buruk dibandingkan tahun 2023, dengan tingkat tabungan kelompok kelas menengah masih di atas 100. 

Dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, dia berkata: “Rata-rata, angka tersebut relatif stabil di sekitar 99 pada awalnya, namun sudah mulai menurun sejak awal tahun.” 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel