Business.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengindikasikan Surat Berharga Negara (SBN) akan mendominasi dana pensiun sukarela pada Maret 2024. . 

Kepala Eksekutif Pengawas Asuransi, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono mengungkapkan, investasi pada perangkat SBN didorong oleh tren dominan kenaikan minat terhadap portofolio.

Dalam tanggapan tertulisnya, Minggu (19/5/2024), Ogi mengatakan, “Selain itu, menjaga stabilitas operasional investasi pensiun di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian dan pasar keuangan global menjadi fokus pengelola dana pensiun.” 

Ogi menambahkan, dua instrumen terbesar lainnya setelah SBN adalah deposito nominal Rp96,47 triliun dan obligasi Rp67,33 triliun yang masing-masing menyumbang 26% dan 19% dari total investasi. 

Sementara itu, Ogi mengatakan saham, reksa dana, dan instrumen lainnya (properti, investasi langsung, dan lainnya) masing-masing menyumbang 8%, 3%, dan 8% dari total investasi.

Ruang investasinya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Sementara pada semester I 2023, portofolio investasi dana pensiun akan didominasi oleh SBN. Berdasarkan data Statistik Dana Pensiun edisi Juni 2023, posisi investasi Dapen di SBN mencapai Rp 117,180 miliar pada akhir Juni 2023. 

Biaya-biaya tersebut antara lain Dana Pensiun Pemberi Kerja, Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PPIP. Penempatan investasi pada SBN meningkat 22,09% YoY (YoY/Yo) yang sebelumnya hanya mencapai Rp 95,98 triliun pada Juni 2022. Alhasil, SBN mengambil alih 33,83% saham pada portofolio investasi dana pensiun tersebut. Total investasi dalam enam bulan pertama tahun 2023

Menyusul SBN, OJK mencatat deposito berjangka meningkat 3,31% dari Rp 85,58 triliun menjadi Rp 88,42 triliun. Artinya, deposito berjangka memberikan kontribusi sebesar 25,53% dari total investasi pensiun pada Juni 2023.

Portofolio investasi dana pensiun pada obligasi korporasi mencapai Rp60,48 triliun atau 17,46% dari total investasi dana pensiun pada periode tersebut. Berbeda dengan SBN yang terus menguat, posisi investasi pada saham mengalami kontraksi 5,84% year-on-year pada semester I/2023. Nilai nominalnya turun dari Rp30,26 triliun menjadi Rp28,49 triliun.

Dari sisi kinerja aset, OJK mencatat total aset dana pensiun pada Maret 2024 meningkat 10,51% dengan nilai Rp1.436,58 triliun per tahun (year/year). Terdiri dari aset program pensiun sukarela yang mencapai Rp374,02 triliun dan aset program pensiun wajib sebesar Rp1.062,56 triliun. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel