Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Pasar PT Bukalapak.com Tbk. (NOISE) Direktur Teddy Nuryanto menjelaskan pengunduran diri Oetomo. Hal itu dilakukan BUKA setelah Saham Indonesia One (BEI) mengirimkan permintaan klarifikasi kepada BUKA.
Kes Fika Lutfi, Sekretaris Perusahaan Bukalapak, menjelaskan, pengunduran diri Teddi sebagai direktur Bukalapak merupakan keputusan yang diambil berdasarkan pendapat pribadi Teddi setelah hampir enam tahun mengabdi di Bukalapak.
Pengunduran diri Tedi Nuryant Oetom tidak akan berdampak pada perseroan, kata Fika dalam pengumuman BEI, Jumat (10/04/2024).
Selain itu, BUKA menjelaskan, perseroan saat ini belum berencana mencari calon direktur perseroan yang mengundurkan diri.
“Usulan tersebut, jika ada perubahan, akan disampaikan pada rapat luar biasa pemegang saham perseroan yang akan segera diadakan dalam rangka menerima pengunduran diri Tuan. Teddy Nuryant Oetom,” ujarnya.
Seperti diketahui, BUKA mengumumkan pada 30 September 2024 menerima surat yang meminta Teddy Nuryant Oetom mengundurkan diri dari jabatan direktur perseroan.
Sebagai informasi, Teddy disebutkan bekerja di BUKA sekitar enam tahun. Sebelum menjabat sebagai Presiden Bukalapak pada tahun 2020 hingga sekarang, Teddy merupakan Chief Strategy Officer Bukalapak pada tahun 2018-2020.
Sebelum di BUKA, Teddy menjabat sebagai Kepala Mediasi di Schroders dari Juni 2015 hingga Mei 2018.
Teddy juga dianggap telah bekerja di Credit Suisse selama 8 tahun. Teddy pernah menjabat sebagai Associate di Maya Research, Wakil Presiden Maya Research, dan terakhir Direktur Equity Research.
Menurut halaman LinkedIn-nya, Teddy terdaftar sebagai PhD atau PhD di bidang Ekonomi di University of Sydney.
Menyusul pengunduran diri Teddy, BUKA menggantikan Willix Halim sebagai CEO, Natalia Firmansyah sebagai Direktur, dan Victor Putra Lesman sebagai Direktur.
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel