Bisnis.com, Jakarta – Perusahaan Jepang seperti Fast Retailing Co. yang memiliki Uniqlo, dan Seven&I Holdings Co., yang mengoperasikan 7-Eleven, terus melakukan ekspansi ke luar negeri sejalan dengan pemotongan biaya dalam negeri.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/4/2024), laporan pendapatan kedua perusahaan bisa jadi menjadi indikator upaya mereka berekspansi ke luar negeri. 

Hasil operasional Operator Seven&I kemungkinan besar akan mengecewakan karena lemahnya sentimen konsumen. Laporan tersebut akan dibayangi oleh berita akuisisi Alimentation Couche-Tard Inc senilai $38,7 miliar, yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bisnis Seven&I, termasuk pencatatan anak perusahaan atau penjualan aset. 

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan perusahaan kini berencana menjual sebagian sahamnya di Seven Bank Limited.

Sementara itu, analis Bloomberg Intelligence Catherine Lim dan Trini Tan mengatakan dalam laporannya bahwa pertumbuhan laba operasional setahun penuh Fast Retailing diperkirakan meningkat sebesar 25%, sejalan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, hal tersebut terbantu dengan kontribusi jaringan Uniqlo di luar negeri. 

Rencana untuk membuka sekitar 80 toko per tahun di Tiongkok dapat menghasilkan pertumbuhan penjualan tahunan Uniqlo sekitar 13% antara tahun 2023 dan 2026. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar domestik sebesar 3%.

Laporan tersebut menambahkan bahwa varian pakaian cuaca panas andalan Uniqlo dapat memenuhi tingginya permintaan selama musim panas.

Sementara itu di Korea Selatan, Samsung Electronics Co. Sektor teknologi harus menjelaskan kinerjanya di bidang kesehatan dan kecerdasan buatan. Mikron Technology Inc. Hasil terbaiknya menjadi pertanda baik bagi hasil kuartal ketiga Samsung bulan lalu.

Sementara itu, harga jual rata-rata yang lebih tinggi untuk chip memori yang digunakan dalam aplikasi AI dan model ponsel lipat baru meningkatkan keuntungan dan margin operasi. 

PHK di Samsung juga menjadi sorotan karena ribuan pekerja di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru menghadapi potensi PHK karena negara tersebut berupaya mengimbangi pesaingnya dalam produk kecerdasan buatan. Perkiraan Bloomberg menunjukkan laba bersih kuartalan kemungkinan akan tumbuh 54%, laju paling lambat dalam tiga kuartal.

Sementara itu, LG Energy Solutions Ltd. terus ditantang oleh lemahnya permintaan dan harga baterai di tengah penurunan penjualan mobil listrik di Eropa dan Amerika.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel