Bisnis.com, JAKARTA merupakan divisi dari PT Bank BCA Syariah, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), seiring Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6% pada pertengahan September 2024, mengungkap perkiraan kinerja perseroan.

CEO BCA Syariah Pranatha mengatakan penurunan BI rate memberikan harapan bagi bank syariah untuk meningkatkan operasionalnya, terutama melalui investasi.

“Penurunan BI7DRR [BI-7 reverse repo rate] merupakan stimulus yang baik bagi perbankan untuk meningkatkan pertumbuhan,” ujarnya kepada Bisnis dalam catatannya, Jumat (4/10/2024).

Ia melanjutkan, penurunan suku bunga utama dapat memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi para pelaku. Permintaan pembiayaan dari bank syariah diperkirakan akan meningkat di masa depan.

Selain itu, Pranata juga berharap periode suku bunga rendah dapat memberikan insentif untuk menurunkan biaya peminjaman uang masyarakat.

“Kami juga berharap situasi ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat, dan dapat mendukung pengembangan pembiayaan konsumen di BCA Syariah,” tutupnya.

Sementara BCA Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp89,4 miliar pada Semester I/2024, meningkat 20,9% dari Rp73,92 miliar pada periode yang sama tahun lalu.  

CEO BCA Syurili Melati Suryaningrum menjelaskan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pengelolaan aset dan liabilitas yang baik. Selain itu, penyaluran sumber daya keuangan yang baik dan teknologi yang cepat diyakini dapat merangsang penghimpunan dana lain (DPK).

“Selain DPC, distribusi pendapatan adalah pilar keuntungan.” Pasca Covid-19 masih banyak pihak yang berusaha menertibkan, termasuk di dunia usaha,” ujarnya pada semester I/2024, Rabu (31/7/2024).

Laba BCA Syariah bulan keenam tahun ini juga meningkat 21,0% mencapai Rp 9,5 miliar. Pertumbuhan pendapatan terjadi di semua sektor, baik dunia usaha, konsumer, dan UMKM. 

Jika dirinci, pembiayaan bisnis masih menjadi penggerak utama portofolio pembiayaan BCA Syariah yang menyumbang 68,8% dari total pendapatan sebesar Rp 6,6 miliar. 

Pendapatan segmen UMKM sebesar 19,5% dari total pendapatan sebesar 1,9 triliun. Pada saat yang sama, pendapatan konsumen meningkat sebesar 91,1% atau dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News di WA