Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan mengambil tindakan tegas jika PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) terbukti memanipulasi pasar melalui perdagangan semu atau transaksi saham. 

Inarno Jayadi, Direktur Jenderal Pengawasan Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK, mengatakan proses penyidikan transaksi saham BREN dan CUAN saat ini sedang berjalan.

Sementara itu, jika kedua korporasi tersebut terbukti, OJK akan memberikan sanksi tegas kepada masing-masing perusahaan. 

“Jika terbukti terjadi pelanggaran, Kejaksaan akan menegakkan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Inarno melalui tanggapan tertulis, Kamis (10 Maret 2024). 

Inarno mengatakan OJK sedang melakukan penyelidikan secara detail dan mendalam, termasuk memeriksa apakah ada tanda-tanda perdagangan curang atau manipulasi pasar lainnya. Setiap kesimpulan akan dievaluasi terhadap peraturan dan standar yang berlaku. 

Selain kegiatan pemeriksaan, dalam kegiatan pemantauan transaksi saham seperti BREN, OJK selalu menganalisis pergerakan harga saham sesuai prosedur yang tepat untuk mendeteksi adanya pelanggaran perdagangan saham.

Saham dua emiten konglomerat Prajogo Pangestu ini menguat sejak go public atau melakukan penawaran umum perdana pada tahun lalu.

BREN melakukan IPO pada harga Rp 780 per saham. Harga saham BREN pun naik hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa di Rp 12.100 pada bulan lalu. Artinya, harga saham BREN mengalami kenaikan sebesar 1,451 persen.

Hari ini, Kamis 10.03.2024, harga saham BREN anjlok hingga Rp 6.775 pada sesi pertama perdagangan. Saham BREN turun 7,19% dalam seminggu dan 33,9% dalam sebulan.

Kinerja buruk BREN baru-baru ini konsisten dengan pengumuman FTSE Russell bulan lalu bahwa saham BREN akan dihapus dari indeks FTSE Russell.  

FTSE Russell menjelaskan riset saham BREN terkait Free Float Limits, atau pedoman batas bawah saham yang dimiliki pemegang saham publik. 

Peninjauan ini didasarkan pada Kebijakan dan Pedoman Penghitungan Ulang FTSE Russell untuk menghindari tingginya konsentrasi pemegang saham tertentu pada saham yang termasuk dalam komponen indeks FTSE.  

Akibatnya, BREN dinilai tidak mematuhi pedoman Free Float Restrictions FTSE karena 97% saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy dikuasai oleh empat pemegang saham pengendali. 

Sedangkan CUAN melakukan IPO pada harga Rp 220 per saham. Harga saham CUAN pun mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 13.750. Artinya, harga saham CUAN naik 6.150 persen.

Saham CUAN pun anjlok ke Rp 7.400 pada awal perdagangan hari ini. Saham CUAN turun 7,5% dalam sepekan dan anjlok 16,62% dalam periode perdagangan satu bulan. 

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA