Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan perjudian online telah merugikan perekonomian negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Presiden baru terpilih Prabowo Subianto disebut-sebut fokus memberantas judo.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan dampak perjudian online tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia.

Misalnya, Budi mengatakan perjudian online telah kehilangan potensinya dalam perekonomian formal Inggris.

Budi mengatakan dalam pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika di Menara Kadin, Jakarta: “Tahun 2016-2022 penjudi online di Inggris menghabiskan rata-rata $5,6 miliar per tahun” pada tahun 2024.

Akibatnya, Budi, operasi perjudian online di Inggris mengakibatkan hilangnya efisiensi ekonomi hingga $1,7 miliar.

Budi mengatakan tak hanya di Inggris, dampak perjudian online juga dirasakan di Amerika. Negeri Paman Sam mengalami peningkatan kebangkrutan sebesar dua digit di banyak negara bagian.

“Jumlah kebangkrutan bisnis di banyak negara bagian AS telah meningkat sebesar 30 persen. setelah 3-4 tahun sejak dilegalkannya aktivitas perjudian online,” ujarnya.

Oleh karena itu, situasi ini antara lain ditentukan oleh memburuknya kondisi keuangan konsumen di negara-negara yang melegalkan perjudian online.

Jumlah perjudian online terus bertambah

Budi mengatakan bisnis perjudian akan terus berkembang dan bertransformasi ke dunia digital. Pasar perjudian online global diperkirakan akan mencapai $205 miliar pada tahun 2030.

Menurut UNODC dan Statista, kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan dengan jumlah pekerjaan tertinggi di dunia antara tahun 2022 hingga 2026. pasar judi online tumbuh paling besar yaitu 37%.

Budi menjelaskan, pertumbuhan tersebut terjadi setelah peningkatan pemain judi online di seluruh dunia yang diperkirakan mencapai 100.000 pada tahun 2029. akan mencapai 290 juta. Di Asia Tenggara, beberapa negara yang diduga menjadi markas terbesar operator judi online ilegal yaitu. Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Laos.

Memang, Budi juga mengatakan Presiden terpilih Prabowo Subianto juga mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah menangani perjudian online.

“Judi online merupakan bagian dari keprihatinan beliau (Prabowo Subianto). Dan inilah yang menjadi daya rusak khusus dari perjudian online,” jelasnya.

Menurut data Pusat Analisis dan Pelaporan Keuangan (PPATK), pada tahun 2024 pada kuartal pertama, total nilai transaksi perjudian online di Indonesia mencapai Rp 600 triliun.

Diantaranya, jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjudian online mencapai 4 juta orang, termasuk kelompok usia 30-50 tahun yang mencapai 40%.

Faktanya, kelompok usia di atas 50 tahun masih berpartisipasi dalam perjudian online sebesar 34%. diikuti oleh kelompok usia 21-30 tahun – 13 persen. Kemudian 11% dari kelompok umur 10-20 tahun dan 2% dari kelompok umur di bawah 10 tahun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel