Bisnis.com, Jakarta — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memperkirakan kecepatan internet Indonesia bisa mencapai 100 Mbps dalam waktu 5 tahun, atau empat kali lipat dari saat ini 25 Mbps. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi mengatakan rata-rata kecepatan internet Indonesia masih tertinggal dibandingkan rata-rata internet China yang mencapai 160 Mbps. 

Namun, Budi menyebut kecepatan internet di Indonesia meningkat 10 kali lipat dalam 10 tahun terakhir, tepatnya 2014-2024.

Budi mencontohkan, awalnya rata-rata kecepatan internet di Indonesia hanya mencapai 2,5 Mbps pada tahun 2014. Dan pada tahun 2024 akan meningkat menjadi 25 Mbps.

“Tapi mohon maaf, 10 kali lebih cepat dari China, sekarang China punya 160 Mbps. “Jadi kami targetkan minimal 100 Mbps di Indonesia dalam 5 tahun ke depan,” kata Budi dalam workshop bersama Menteri Komunikasi dan Informatika di Menara Kadin Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Sebab, ketika muncul teknologi kecerdasan buatan (AI), dibutuhkan kecepatan internet minimal antara 500 Mbps-1 Gbps. Salah satunya menggunakan platform jarak jauh.

Budi mengatakan rata-rata kecepatan internet merupakan pekerjaan rumah infrastruktur digital yang perlu dikelola.

Selain itu, ia mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mendorong dan memberikan insentif agar investasi infrastruktur digital menjadi lebih cepat, mudah, dan nyaman bagi pelaku industri, khususnya operator seluler. “Karena tulang punggungnya adalah perusahaan seluler sebagai penyedia infrastruktur digital,” ujarnya.

Sebab, pilihan teknologi komunikasi di Indonesia hanya ada tiga, yaitu fixed broadband, wireless, dan satelit. Budi juga mencatat, hanya 15% penduduk yang memiliki akses fixed broadband di Home Pass Indonesia.

“Oleh karena itu tantangan kita masih banyak, peluang kita masih besar dan saya yakin ke depan rencana pemerintah Pak Prabo akan membangun lebih banyak rumah. Lagi pula, sebuah rumah membutuhkan Internet. Tidak mungkin sebuah rumah memilikinya. sebuah rumah. “Oleh karena itu, kedepannya perlu juga Koordinasi Cominfo,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif ICT Institute Indonesia Heru Sutadi mengatakan kecepatan internet di Indonesia meningkat signifikan. Ia mencontohkan, kecepatan internet di Indonesia yang awalnya 2,5 Mbps kini mampu mencapai 22-25 Mbps.

Namun pada tahun 2024, Heru mengatakan kecepatan internet Indonesia akan menjadi nomor dua setelah Myanmar. Menurutnya, upaya Indonesia dalam meningkatkan kecepatan internet belum terlalu baik dibandingkan negara lain.

Apalagi Indonesia adalah negara yang besar. Artinya, lanjut Heru, perlu ada upaya besar untuk menyediakan internet di setiap sudut. Sebab, layanan komunikasi dan infrastruktur broadband tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.

“Kecepatan internet juga perlu kita dukung, dan sekarang banyak negara misalnya yang menargetkan menyediakan layanan hingga 100 Mbps,” kata Heru dalam acara Business Indonesia Forum on Internet Equity di kawasan 3T semasa pemerintahan. Presiden Jokowi di Wisma. Indonesia Business, Jakarta Rabu (2/10/2024 , “Kita masih di 25 Mbps, itu tantangan besar.”

Heru mengatakan, jika internet hanya dibangun di wilayah Jakarta atau di Pulau Jawa, maka akan berdampak pada rendahnya kecepatan internet di wilayah lain. “Karena perhitungan kecepatan internetnya rata-rata. “Jadi kita juga harus khawatir,” jelasnya.

Untuk itu, Heru mengingatkan, perlu adanya peta di setiap wilayah yang membutuhkan internet berkecepatan tinggi.

Di sisi lain, Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan, mencapai kecepatan internet 100 Mbps akan sulit dicapai jika penyedia layanan internet (ISP) atau supply di suatu daerah banyak dibandingkan dengan permintaan. Akibatnya akan mengganggu tatanan ekosistem dan terjadi perang harga.

“Apakah kita ingin kualitasnya mencapai 100 Mbps, atau kita ingin bersaing dengan banyak negara tetangga yang mungkin punya kapasitas lebih? Sulit kalau pasokan banyak, sehingga kita bisa menjaga kualitasnya. ,” kata Arif.

Arif berpendapat bahwa menjadikan internet di Indonesia setara memerlukan kerja sama antara pemerintah dan perencana. Dalam hal ini, pemerintah dipandang perlu memberikan insentif atau kompensasi kepada para perencana.

13,63 Mbps, dan latensi 24 ms.

Sebaliknya, jika melihat kondisi rata-rata kecepatan Internet fixed broadband Indonesia 119 atau dua tingkat lebih tinggi dibandingkan bulan lalu.

Pada Agustus 2024, rata-rata kecepatan unduh Internet fixed broadband di Indonesia mencapai 32,06 Mbps dengan kecepatan unggah 19,37 Mbps dan latensi 8 ms.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel