Bisnis.com, Jakarta — Indeks harga saham (IHSG) melemah hingga 7.563,26 pada perdagangan hari ini Rabu (2/10/2024). Kinerja saham emiten bank jumbo seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kolaps bersama.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG mencatat pelemahan 1,03% atau 78,87 poin ke 7.563,26. IHSG dibuka pada level 7.642 pada perdagangan hari ini.

IHSG ditutup dengan nilai transaksi Rp 14,44 triliun dengan volume saham sebanyak 33,19 miliar lembar saham. Sementara itu, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,5 juta kali.

Pada perdagangan hari ini, pangsa emiten bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (CBMI) IV mengalami penurunan. Misalnya saja harga saham BBRI yang turun 2,66% menjadi Rp 4.940.

Sementara harga saham BBCA turun 0,47% menjadi Rp 10.500. Selain itu, harga saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,06% menjadi Rp 6.975 dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 0,47% ke Rp 5.350.

Saham Jumbo Bank juga termasuk saham yang paling banyak diperdagangkan dengan valuasi besar. Misalnya saja dengan BBRI yang dilakukan sebanyak 68.677 transaksi dengan nilai transaksi Rp 307,4 miliar. Setelah itu, BBCA ditransaksikan sebanyak 17.043 kali dengan nilai transaksi Rp 86,7 miliar.

Sedangkan yang mengalami kerugian terbesar adalah PT Panca Mitra Multipradana Tbk. (PMMP) turun 13,5%, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) turun 9,29%, sedangkan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) turun 8,21%.

Di tengah pelemahan IHSG, muncul sejumlah saham unggulan seperti PT Inter Delta Tbk. (INTD) meningkat 34,01%, PT Esta Indonesia Tbk. (NEST) menguat 8,99%, begitu pula PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) naik 8,95%.

Sebelumnya, Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan perdagangan hari ini akan terkoreksi melanjutkan perubahan kondisi IHSG dalam dua hari terakhir.

Dia menjelaskan, libur panjang pasar saham China berdampak pada berkurangnya tekanan jual atau capital outflow di pasar modal Indonesia. Namun kenaikan harga minyak serta potensi percepatan eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah memberikan tekanan pada IHSG.

Inflasi domestik naik menjadi 2,09% secara tahunan pada bulan September 2024 (y/y) dari 2,02% pada bulan Agustus 2024. Kondisi tersebut mengindikasikan dampak positif pelonggaran kebijakan moneter terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia serta stabilitas harga dan energi pada September 2024.

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA