Bisnis.com, JAKARTA – Pasar komoditas dan saham internasional akan mengalami perubahan besar pasca meningkatnya konflik di Timur Tengah akibat serangan rudal Iran ke Israel.

Laporan yang dikeluarkan Bank Mandir dan dikutip Rabu (2 Oktober 2024) menjelaskan, serangan itu merupakan respons atas operasi Israel terhadap Hizbullah, pasca kematian pemimpin Hizbullah. 

Israel juga berjanji akan membalas, dan Perdana Menteri Netanyahu mengatakan Iran akan menanggung akibatnya. Pada saat yang sama, kapal perusak Angkatan Laut AS membantu Israel melawan rudal Iran, menunjukkan dukungan kuat AS. 

“Konflik telah meningkat, meningkatkan kekhawatiran mengenai peningkatan ketidakstabilan regional dan dampak ekonomi,” jelas laporan tersebut.

Serangan ini juga menaikkan harga minyak dunia, dan meningkatkan safe haven. Tercatat, harga minyak Brent dan WTI naik lebih dari 2% setelah Iran menyerang Israel dengan rudal. Hal ini disebabkan kekhawatiran potensi gangguan pasokan di wilayah tersebut.

Sementara itu, aset-aset safe-haven seperti emas naik lebih dari 1 persen karena investor berupaya melakukan lindung nilai terhadap meningkatnya risiko geopolitik.

Sementara itu, pasar saham terlihat melemah, dengan indeks-indeks utama di Amerika Serikat dan negara-negara lain melemah seiring melemahnya kepercayaan investor di tengah meningkatnya ketegangan.

Laporan tersebut menambahkan bahwa konflik ini juga dapat menyebabkan gangguan dalam perdagangan internasional. Kekhawatiran meningkat atas kemungkinan penutupan Selat Hormuz, jalur utama pasokan minyak global, meskipun pasar masih memperkirakan jalur tersebut akan tetap terbuka saat ini.

– Serangan tersebut meningkatkan risiko geopolitik dan meningkatkan ketakutan akan konflik yang lebih luas, yang dapat menyebabkan perubahan lebih lanjut pada pasar komoditas dan keuangan, katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA