Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada Rabu (10/2/2024) setelah diperdagangkan menguat pada Selasa lalu. 

Pasar mempertimbangkan kemungkinan langkah selanjutnya dalam meningkatnya konflik Timur Tengah setelah Israel berjanji akan membalas serangan rudal Iran.

Mengutip Bloomberg, emas turun 0,13% menjadi $2,659.54 per troy ounce setelah ditutup 1,1% lebih tinggi di sesi sebelumnya ketika Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan tersebut sebagai kesalahan besar dan berjanji akan membuat Iran menanggung akibatnya. Sementara itu, AS secara aktif mendukung persiapan pertahanan Israel, menurut laporan sebelumnya.

Charu Chanana, ahli strategi di Saxo Capital Markets Pte, mengatakan berita utama nasional cenderung memicu reaksi pasar secara langsung. Namun, dia mengatakan reaksi ini seringkali menjadi bumerang jika aset-aset penting tidak terpengaruh.

Chanana menambahkan, emas masih menjadi aset lindung nilai yang menarik. “Saat kita melihat bagaimana pasar akan bereaksi ke depan, kekhawatiran utama adalah risiko kenaikan, terutama jika pasokan minyak Iran menjadi sasarannya,” katanya.

Sementara itu, harga emas telah meningkat hampir 30% tahun ini, mencapai serangkaian rekor tertinggi dalam prosesnya. Reli terbaru ini dipicu oleh perkiraan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang bulan lalu memulai siklus pengurangan (tapering) dengan penurunan sebesar 50 basis poin.

Ketika konflik di Timur Tengah meningkat, para pelaku pasar akan mencermati laporan ketenagakerjaan AS terbaru yang akan terbit pada hari Jumat, yang mungkin terbukti penting dalam memberikan wawasan mengenai laju penurunan suku bunga oleh The Fed. 

Sementara itu, pedagang swap bertaruh dengan satu dari tiga peluang bahwa bank sentral akan kembali melakukan penurunan suku bunga pada bulan November.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel