Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan transaksi beli sekarang bayar nanti (BNPL) atau paylater yang dilakukan industri perbankan terus mengalami pertumbuhan tinggi hingga Agustus 2024.

OJK menyebutkan berdasarkan rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK September 2024, porsi produk pinjaman pembayaran bank sebesar 0,24%, sama dengan bulan sebelumnya. Namun terjadi peningkatan signifikan pada saldo debet dan jumlah rekening.

Per Agustus 2024, saldo debet kredit BNPL meningkat 40,68% dari Juli 2024, dari 33,66% menjadi Rp18,38 triliun, dikutip dari keterangan resmi OJK, Selasa (10/1/2024).

Peningkatan signifikan juga terjadi pada jumlah rekening. OJK mencatat total rekening pembayaran perbankan hingga bulan kedelapan tahun ini berjumlah 18,95 juta rekening, meningkat 17,9 juta rekening dibandingkan bulan sebelumnya. 

Tren tersebut seiring dengan menurunnya risiko kredit perbankan BNPL. OJK mencatat risiko kredit bank BNPL sedikit menurun dari 2,24% pada Juli 2024 menjadi 2,21% pada Agustus 2024.

Sementara itu, bisnis pembayaran yang dijalankan oleh perusahaan pembiayaan juga terus berkembang. Pertumbuhan pendanaan BNPL meningkat 89,20% year-on-year menjadi Rp7,99 triliun, meningkat dari nilai Juli 2024 sebesar 73,55% year-on-year.

Rasio NPL yang tercermin pada non-performing finance (NPF) bruto juga turun dari 2,82% pada Juli 2024 menjadi 2,52% pada bulan kedelapan tahun ini.

Berdasarkan catatan bisnis, produk Paylater semakin populer di sektor perbankan pada tahun ini. Setelah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menjadi pionir peluncuran produk paylater di akhir tahun 2023, bank lain seperti CIMB Niaga, Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) mulai bersiap memasuki kancah tersebut.

BSI misalnya, menyebut pihaknya sedang mengembangkan fitur BNPL yang sedang memasuki tahap pengajuan ke regulator.

SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih mengatakan perilisan fitur ini akan terpisah dari super app BSI yang rencananya akan diluncurkan ke publik pada tahun ini.

“Itu mungkin saja [Paylater akan dirilis tahun depan], tapi kami masih mendorongnya karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. “Ini adalah aplikasi bagus untuk pekerjaan besar, jadi kami akan fokus pada hal itu terlebih dahulu, katanya, Selasa (20/8/2024) di Jakarta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel