Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) angkat bicara mengenai fenomena ‘makan hemat’ yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, fenomena menabung mengacu pada data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai penurunan rata-rata tabungan masyarakat Indonesia pada pertengahan tahun 2024.

Pimpinan BNI Royke Tumelaar mengatakan kondisi tabungan bank pelat merah itu terus meningkat hingga saat ini.

“Menurut data yang diberikan BNI, tabungannya masih meningkat,” ujarnya kepada wartawan di Menara BNI, Jakarta Pusat, Senin (30 September 2024).

Namun dia tidak memungkiri bahwa kerentanan ekonomi ada di beberapa sektor. Royke tidak menjelaskan lebih jauh, namun mencontohkan industri tekstil.

“Mungkin satu atau dua? Kita tahu ada industri [yang terdampak], seperti tekstil,” tutupnya. “Mungkin pasti ada dampaknya di beberapa industri.”

Pada semester I 2024, BNI mencatatkan pembiayaan pihak ketiga (DPK) sebesar Rp772,32 triliun, meningkat 0,96% dari level Rp765 triliun. Dana murah atau yang disebut CASA (giro tabungan) juga meningkat 2,51% year-on-year dari Rp 532,34 triliun menjadi Rp 549,69 triliun.

Pada saat yang sama, LPS melaporkan bahwa rata-rata tabungan masyarakat Indonesia mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Saldo rata-rata kelompok rekening dengan saldo di bawah Rp100 juta tercatat mengalami penurunan dari Rp3 juta pada tahun 2019 menjadi Rp1,5 juta pada pertengahan tahun 2024.

Selain itu, jumlah rekening dengan saldo kurang dari Rp100 juta pada Juli 2024 sebanyak 580,01 juta rekening atau 98,8% dari total 586,95 juta rekening. Kelompok akun ini memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi, naik 4,9% dari tahun ke tahun. (tahun)-saat ini/ytd) atau 11,8% secara tahunan.

Selain itu, saldo antara Rp 100 juta dan Rp 200 juta meningkat sebesar 1,3% tahun-ke-tahun dan 3,8% tahun-ke-tahun, dan saldo antara Rp 200 juta dan Rp 500 juta meningkat sebesar 2% tahun-ke-tahun. dan 3,6% setiap tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tier saldo jumbo dengan total 142.324 rekening senilai lebih dari Rp 5 miliar, naik 3,6% year-on-year dan 8,6% year-on-year.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.