Bisnis.com, JAKARTA – PMI manufaktur Indonesia masih berada di bawah 50, yaitu sebesar 49,2 pada September 2024, meski aktivitas manufaktur sedikit meningkat dari dan 48,9 pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Selasa (1/10/2024), meski meningkat, PMI manufaktur Indonesia menunjukkan sedikit penurunan dan penurunan dalam tiga bulan terakhir.
Kepala Ekonom S&P Global Market Intelligence Paul Smith mengatakan sektor manufaktur Indonesia masih lesu akibat perlambatan ekonomi global pada bulan September.
“Berada di luar pasar dan hampir 2 tahun dari pemberitaan terkini, sangat berarti angkanya,” kata Paul dalam keterangan resmi, Selasa (1/10/2024).
Oleh karena itu, perusahaan menyikapinya secara positif dengan mengurangi aktivitas pembelian dan memilih menggunakan persediaan untuk mengelola biaya dan efisiensi.
“Namun perusahaan terus menambah jumlah karyawan karena bersiap menghadapi masa-masa baik,” ujarnya.
Paul mengatakan para pengusaha masih berharap kondisi lapangan kerja dan perekonomian membaik pada tahun depan. Evaluasi diri di masa depan akan meningkat pada bulan September ke level tertinggi dalam tujuh bulan.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa aktivitas sektor perekonomian Indonesia pada bulan September masih melemah yang mengindikasikan adanya penurunan produksi dan pesanan baru.
Persediaan gudang juga tampak sedikit meningkat, karena perusahaan mengurangi aktivitas pembelian sebagai respons terhadap penurunan penjualan.
Dalam hal harga, harga input meningkat secara signifikan, sebagian mencerminkan nilai tukar yang negatif, meskipun inflasi berada pada tingkat yang rendah selama setahun.
Harga sedikit turun untuk pertama kalinya sejak Juni 2023 sebagai respons terhadap kondisi pasar yang lebih tenang.
Anggota parlemen menjawab bahwa permintaan konsumen masih lesu dan aktivitas konsumen secara umum lebih rendah dibandingkan awal tahun ini. Permintaan manufaktur global turun di pasar eksternal.
Data terakhir menunjukkan pengiriman baru turun tajam sejak November 2022 selama 7 bulan berturut-turut. Penurunan produksi yang moderat dan pesanan baru mencegah aktivitas pembelian sedikit menurun dalam 3 bulan ke depan.
Sementara itu, keterlambatan pengiriman juga terjadi yang terlihat dari perpanjangan waktu pelaksanaan. Pengiriman yang lebih kecil menyebabkan peningkatan inventaris gudang yang lebih kecil.
Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Saluran WA