Bisnis.com, BATANG – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan langkah pengurangan biaya transportasi gas bumi atau biaya pajak gas yang lebih kompetitif bagi industri dan pengguna gas pipa di dalam rumah. 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah terlibat dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalur Listrik Cirebon – Semarang Tahap II (ruas Batang – Cirebon – Kandang Haur) yang dimulai hari ini di Gedung Industri Batang (KITB ).

“Jadi mari kita keadilan. Siapa yang lebih murah, siapa yang lebih cepat, kualitasnya sama. Agar tercipta kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan swasta. Ini intinya bagaimana kita menjadi negara yang siap bersaing,” kata Bahlil saat upacara dimulainya Pengelasan pipa gas Cisem yang pertama. II, Senin (30/9/2024). 

Dalam hal ini, proyek tersebut dilaksanakan oleh perusahaan swasta berbentuk konsorsium KSO PT Timas Suplindo – PT Pratiwi Putri Sulung dengan nilai Rp 2,7 juta. Sementara itu, penggunanya belum teridentifikasi. Meski demikian, Bahlil yakin proyek tersebut bisa dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). 

Untuk menarik investor ke KITB, harga gas menjadi lebih kompetitif, jelas Bahlil. Untuk itu diperlukan pemerintah. Sebab, jika tidak, pengguna akan mengeluarkan banyak uang. 

“Hari ini kita lakukan pengelasan perdana, harapannya pengelasan ini dipimpin oleh PGN. Pak Dirut, kalau bisa jangan terlalu mahal harganya, karena ini investasi dari pemerintah. Jadi Pak Dirut , tidak ada alasan untuk membayar Pajaknya mahal. Kalau perlu koreksi pembayarannya, saya akan bahas. 

Ia mengatakan, proyek gas Cisem I sudah beroperasi dan Cisem II yang baru dibangun merupakan jalan tol yang menghubungkan pipa gas di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Dijelaskannya, “Kalau PGN bangun pipa itu, bayarnya mahal sekali, jadi namanya juga mahal. Kalau mau cepat jual tanahnya, jangan mahal.” 

Sebaliknya, jika proyek tersebut dikerjakan oleh swasta mulai dari konstruksi hingga pengoperasian, maka harga gas tidak akan mudah. Sebab, proyek gas tersebut masih membutuhkan bantuan APBN. 

“Jadi ini kompetisi antara BUMN dan swasta. Sekarang saya berpegang pada aliran pemikiran kompetisi. BUMN itu penting dilindungi tapi kita ingin mempercepatnya. Bukan karena kita selalu bersama BUMN, tapi sedang dalam perjalanan, sulit untuk mempercepatnya sesuai dengan tujuan Negara”. 

Di hari yang sama, Direktur Utama PGN Arief Kurnia Risdianto menanggapi dukungan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam mengelola gas murah tersebut. 

Pada Senin (30/9/2024), Arief mengatakan, “Saya pada dasarnya bergabung dengan pemerintah.” 

Direktur Perencanaan dan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan proyek Cisem II merupakan bagian dari kebijakan peningkatan jaringan komunikasi gas dari Aceh hingga Jawa bagian timur. 

. itulah yang akan dia berikan.” 

Laode mengatakan, mengacu pada BPH Migas, pembayaran Cisem I sebesar $0,31 per MMbtu, sedangkan pembayaran pajak Cisem II masih dalam tahap negosiasi. Namun, ia menemukan kemungkinan nilai pembayarannya setara dengan Cisem I. 

Selain itu, proyeksinya, setelah selesainya pipa gas, kapasitas aliran gas akan mencapai 200 MMscfd melalui pipa Cisem II. 

Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas) Gamal Imamu Santoso mengatakan, pihaknya selaku pengelola pipa Cisem I yang bernilai US$ 0,31 per MMbtu sedang dalam tahap operasi dan pemeliharaan. . 

“Untuk Cisem II, dari Batang hingga sebelah timur Kandang Haur di Kabupaten Indramayu. Secara administratif, proyek ini belum ada. Nanti akan ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Tapi apa pun itu, kami dukung pemerintah ini supaya targetnya pada triwulan I / “Dapat dilaksanakan pada tahun 2026”. 

Gamal mengatakan Pertagas diperkirakan tidak akan mengikuti lelang operator Cisem II karena merupakan operator saluran transmisi Cisem I, pipa gas Gresik-Semarang (Gresem), dan pipa Cilamaya-Cilegon.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA