Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) memberikan kisi-kisi kinerja perseroan kuartal III 2024.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan tidak ada kendala berarti dalam operasional perusahaan saat ini.

Hal ini terlihat dari kinerja sejak Agustus 2024 yang dinilai masih on track, meski banyak bidang seperti penyaluran utang yang menghadapi tantangan.

“Ya, utang adalah sebuah tantangan. “Kami ingin tumbuh lebih cepat, tapi minat [uang] tidak turun,” ujarnya kepada wartawan di Menara BNI, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2024).

Menurut dia, hal tersebut berdampak pada perekonomian bank yang masih kuat. Dengan Bank Indonesia menurunkan suku bunga menjadi 6%, ia berharap situasi berangsur membaik.

Saat ditanya angka pertumbuhan kredit BNI hingga bulan kesembilan tahun ini, Royke memperkirakan sekitar 10% year-on-year.

Ia juga memperkirakan pertumbuhan kredit akan terus meningkat dua kali lipat hingga akhir tahun 2024, dengan sektor korporasi dan konsumen menjadi kontributor utama. “[Perusahaan] masih mengontrolnya. Perusahaan dan pelanggan,” katanya.

Berdasarkan data Bisnis, BNI membukukan laba Rp 10,7 miliar pada semester I/2024, meningkat 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (tahunan/yoy) sebesar Rp 10,3 triliun. 

Pendapatan bank tersebut antara lain diperoleh dari pendapatan komisi atau pendapatan yang meningkat 5,74% menjadi Rp 4,96 triliun pada semester I 2024, dari sebelumnya Rp 4,69 triliun. Pendapatan lain-lain juga meningkat 27,03% yoy menjadi Rp2,86 triliun dari sebelumnya Rp2,25 triliun.

Pada periode yang sama, BNI menyalurkan pinjaman sebesar Rp726,98 triliun, meningkat 11,71% dari Rp650,77 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) terhitung meningkat 0,96% yoy dari Rp 765 triliun menjadi Rp 772,32 triliun, dengan uang murah atau rekening tabungan giro (CASA) meningkat 2,51% yo menjadi Rp 545,69 triliun dari sebelumnya Rp 532. 34 juta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA