Bisnis.com, Jakarta – Perubahan subsidi listrik menjadi dukungan finansial langsung menjadi salah satu pilihan tim asuhan Presiden Prabo Subianto untuk menghemat anggaran pemerintah.

Dengan opsi ini, diharapkan penyaluran dukungan finansial bisa lebih banyak. Pasalnya, dukungan berbasis energi yang ada saat ini dinilai mudah dihentikan karena masih sangat populer.

Berdasarkan kalkulasi kelompok penasihat ekonomi Prabowo, alokasi energi yang ditargetkan akan menghemat hingga Rp 200 triliun.

“Kami ingin memperbanyak informasi…agar bantuan bisa langsung disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan bantuan tunai. Itu yang kami lakukan,” kata Burhanuddin Abdullah, Ketua Umum Prabowo Subianto-Gibran Raqabuming Kelompok Kampanye Nasional Raqqa (TKN), sebuah kelompok ahli, Reuters melaporkan pekan lalu.

Burhanuddin mengatakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah berencana mengeluarkan dana hingga Rp3,621 triliun. Namun sebagian besar digunakan untuk membayar utang dan kewajiban lainnya.

Oleh karena itu, diperlukan penghematan untuk mendanai proyek-proyek baru pemerintah, kata Burhanuddin.

Sementara itu, Kementerian Keuangan APBN dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Bangar DPR) menyepakati penurunan anggaran energi dari Rp1,1 triliun menjadi Rp203,4 triliun pada tahun 2025. Perubahan ini dengan mempertimbangkan nilai tukar rupiah yang disepakati dari Rp16.100 menjadi Rp16.100. Rp 16.000 per dolar AS.

Total anggaran untuk subsidi minyak dan 3 kg minyak cair adalah $113,7 triliun. Subsidi BBM tahun 2025 sebesar Rp26,7 triliun, subsidi LPG tahun 2025 sebesar Rp87,0 triliun, dan subsidi listrik tahun 2025 sebesar 89,7 triliun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai pidato tim Presiden terpilih Prabowo Subianto itu positif.

Menurut Agus Kahyono Adi, Direktur Kantor Komunikasi, Pelayanan Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pernyataan Prabowo sama dengan tujuan pemerintah saat ini, yakni menjamin penyaluran dukungan dana. Hukum tujuan.

“Tujuannya sama. Agus kepada wartawan, Minggu (29/9/2024) mengatakan, “tujuannya mendorong masyarakat untuk membeli secara langsung.”

Namun, Agus memastikan belum ada pembahasan antara pemerintah dan presiden terpilih mengenai rencana penyaluran gas, elpiji, dan listrik dengan pendanaan langsung.

Agus mengatakan, saat ini pendistribusian BBM dan layanan lainnya masih dilakukan di properti. Artinya harga gas, elpiji, dan listrik disubsidi.

Sedangkan pemberian dana melalui donasi langsung merupakan jenis pendanaan yang bersifat tertutup atau bekas.

“Kalau sistemnya terbuka, harganya masih subsidi. Jika hibah langsung, maka orang tersebut adalah penerima hibah. “Bagi mereka yang tidak mampu menerima subsidi, mereka mampu membayarnya sesuai biaya,” ujarnya. Kehilangan uang

Center for Economic and Policy Research (Celios) menilai pidato panitia Presiden terpilih Prabo Subianto tentang perubahan subsidi menjadi subsidi langsung (BLT) patut dicermati. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran Tontonan