Bisnis.com, Jakarta – Insurtech Ray menerima AS dia. Tambahan pendanaan sebesar $3,5 juta atau sekitar Rp53 miliar. Pendanaan tersebut berasal dari beberapa investor baru yaitu CyberAgent Capital, Arthazen Capital dan PT Gametracko Tungal. 

CEO dan co-founder Ray Ivan Tenotogono mengatakan pendanaan yang diterima Ray, selain investor baru, juga mencakup seluruh investor Ray putaran sebelumnya. Investornya adalah Trans Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan Recom Document Solutions (RDS). 

Dengan pendanaan baru tersebut, Ray terus menjadi pionir inovasi di bidang kesehatan, dengan fokus pada asuransi dan pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan. 

“Salah satu terobosan yang dikembangkan adalah pengembangan sistem pakar berbasis AI generatif dan rekam medis elektronik [RME] untuk klaim dan penjaminan kesehatan. Terobosan ini menjadikan Ray sebagai pemimpin di industri,” kata Ivan, Senin (30 (). 03/2019) 9/2024). 

Ivan mengatakan Ray juga memaparkan teknologi AI generatif pada Indonesia Underwriting Summit 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penjaminan Jiwa Indonesia (Peruji) pada Agustus 2024. Menurut Ivan, teknologi tersebut mendapat respon positif dan banyak diadopsi oleh perusahaan asuransi di Indonesia. .

Evan mengatakan dengan memanfaatkan teknologi, Ray dapat membantu perusahaan asuransi tradisional memberikan perlindungan kesehatan yang sebelumnya hanya berupa satu polis hingga solusi kesehatan end-to-end.

Inovasi yang diperkenalkan Ray adalah melalui model Third Party Administration (TPA).  Sampai saat ini pelayanan TPA masih bersifat tradisional, administratif dan praktis hanya jika ada klaim yang kuat. Kini, dengan bantuan teknologi, Ray Ecosystem menawarkan proposisi baru yang melampaui model bisnis TPA tradisional. 

Evan mengatakan melalui manajemen kesehatan proaktif, Ray tidak hanya menuntut pelayanan administratif, namun juga fokus pada keterlibatan berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan, baik preventif maupun kuratif.

Rainy Ecosystem Innovation juga menawarkan solusi bagi industri asuransi kesehatan yang saat ini menghadapi tantangan serius akibat memburuknya kinerja klaim. 

“Di Ray, kami membangun ekosistem kesehatan yang holistik mulai dari telehealth hingga layanan primer, penanganan klaim dan manajemen perawatan hingga fasilitas kebugaran yang berfokus pada kesehatan pengguna sekaligus mengoptimalkan klaim. Kedua hal ini tidak pernah menjadi prioritas model TPA tradisional,” kata Evan dikatakan

Menurut Evan, Ray melakukan inovasi di bidang kesehatan dengan memposisikan diri dalam pola pikir dan perspektif sebagai perusahaan asuransi/tertanggung untuk menunjukkan bahwa pendekatan integrasi kesehatan end-to-end dapat mengoptimalkan rasio klaim. Pemanfaatan teknologi pelayanan kesehatan dengan pola pikir yang benar dapat memberikan dampak positif.

“Kami yakin penyediaan asuransi kesehatan dapat berkelanjutan jika pihak penanggung tidak dirugikan. Kami juga meyakini bahwa permasalahan yang dihadapi perusahaan asuransi kesehatan tidak mungkin terselesaikan tanpa inovasi di bidang teknologi layanan kesehatan itu sendiri,” kata Ivan. 

Ray mengklaim rasio klaim produk asuransi yang terintegrasi dengan platform tersebut masih tercatat sekitar 50%. Angka ini lebih rendah dibandingkan rasio klaim asuransi kesehatan konvensional. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), rasio klaim terhadap premi asuransi kesehatan mencapai 105,7% pada semester 1/2024. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel