Bisnis.com, JAKARTA – Penelitian baru pada Juni 2024 mengungkap bahwa orang kaya secara genetik memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan orang miskin.

Menurut New York Post, sebuah studi baru yang dilakukan di Universitas Helsinki di Finlandia meneliti hubungan antara status sosial ekonomi, atau SES, dan berbagai penyakit.

Temuan menunjukkan bahwa mereka yang mendapat hak istimewa untuk menikmati peningkatan SES juga memiliki risiko genetik lebih tinggi terkena kanker payudara, prostat, dan jenis kanker lainnya.

Sebaliknya, mereka yang kurang beruntung secara genetik lebih rentan terhadap diabetes dan radang sendi, serta depresi, alkoholisme, dan kanker paru-paru, kata para ahli.

Pemimpin studi Dr Fiona Hagenbeek dari Institut Kedokteran Molekuler Finlandia (FIMM) di universitas tersebut mengatakan hasil awal dapat mengarah pada skor risiko poligenik, yang digunakan untuk mengukur risiko penyakit berdasarkan genetika, dan ditambahkan ke protokol skrining untuk beberapa penyakit.

“Memahami bahwa dampak skor poligenik terhadap risiko penyakit bergantung pada konteks dapat mengarah pada protokol skrining yang lebih bertingkat,” kata Dr Hagenbeek kepada South West News Service.

“Contohnya, protokol skrining kanker payudara dapat disesuaikan di masa depan sehingga perempuan yang memiliki risiko genetik tinggi dan berpendidikan lebih tinggi dapat melakukan skrining lebih awal atau lebih sering dibandingkan perempuan dengan risiko genetik lebih rendah atau berpendidikan lebih rendah,” katanya

“Jadi, meskipun informasi genetik kita tidak berubah sepanjang hidup, dampak genetik terhadap risiko penyakit berubah seiring bertambahnya usia atau perubahan keadaan kita,” kata dokter tersebut.

Para peneliti mencatat bahwa penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara pekerjaan tertentu dan risiko penyakit. Studi juga harus dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah, kata mereka.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel