Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menjelaskan bagaimana situasi investasi pensiun akan berlanjut setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga menjadi 6% pada September ini. .

Sementara itu, OJK mencatat hingga Juni 2024, simpanan bulanan atau bulanan (mtm) DPLK turun 5,2% menjadi Rp69,15 juta dibandingkan Rp73,01 juta pada bulan Mei 2024. mencatatkan peningkatan sebesar 7,9%. year on year menjadi Rp 12,71 triliun dibandingkan Rp 11,77 triliun pada Juni 2023.

Direktur Jenderal Asosiasi DPLK Siarif Yunus mengatakan situasi ini tidak akan berubah setelah BI menurunkan suku bunga.

“Hal ini seharusnya tidak berubah karena ketika suku bunga turun, obligasi cenderung naik.” Mungkin karena obligasi lebih menarik dibandingkan deposito yang cenderung turun karena bunganya,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (27/9/2024). .

Siarif menjelaskan, kombinasi investasi DPLK sebenarnya dipilih oleh para pensiunan. Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk memberikan edukasi mengenai dana pensiun.

Saat ini, situasi serupa juga terjadi pada penyediaan dana pensiun program pensiun manfaat pasti (PPIP) DPPK. OJK mencatat simpanan DPPK PPIP pada Juni 2024 turun 11,37% year-on-year menjadi Rp4,58 triliun, dari Rp5,28 triliun pada Juni 2023. Sementara investasi pada badan usaha komersial meningkat 6,23% YoY menjadi Rp9,66 juta menjadi Rp9,66 juta . pada bulan Juni 2023.

Staf Ahli Asosiasi ADPI, Bambang Sri Muljadi, menjelaskan, DPPK PPIP hendaknya menempatkan seperangkat deposito tetap dan/atau SBN untuk mengakomodasi usia dan waktu masyarakat peserta pensiun ketika memasuki masa pensiun atau anuitas.

“Dan tentunya jika suku bunga turun, DPPK PPIP akan menggantikan SBN dan iklan komersial untuk membiayai peserta yang belum memasuki siklus hidup,” kata Bambang.

Sebagai pengelola dana pensiun, Bambang yakin dengan komitmen DPPK dalam melaksanakan investasi guna menghasilkan pendapatan berkelanjutan guna mendukung pengembangan dana tersebut. Namun, jangan agresif agar tidak terjadi kendala dalam investasi, tutupnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan VA Channel